Teks -- Markus 14:1-13 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Mrk 14:9 - INJIL.
Nas : Mr 14:9
Injil (Yun. _euangelion_) artinya kabar baik -- yaitu kabar baik
bahwa Allah telah bertindak untuk menyelamatkan umat manusia yang me...
Nas : Mr 14:9
Injil (Yun. _euangelion_) artinya kabar baik -- yaitu kabar baik bahwa Allah telah bertindak untuk menyelamatkan umat manusia yang menuju kebinasaan melalui penjelmaan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus (Luk 4:18-21; 7:22; Yoh 3:16). Di mana pun Injil ini disampaikan dengan kuasa Roh Kudus (1Kor 2:4; Gal 1:11) maka
- (1) ia datang dengan kekuasaan (Mat 28:18-20);
- (2) ia menyatakan kebenaran Allah (Rom 1:16-17);
- (3) ia menuntut pertobatan (Mr 1:15; Mat 3:2; 4:17);
- (4) ia menginsafkan akan dosa, kebenaran dan penghakiman (Yoh 16:8; bd. Kis 24:25);
- (5) ia menghasilkan iman (Rom 10:17; Fili 1:27);
- (6) ia membawa keselamatan, hidup kekal dan karunia Roh Kudus (Kis 2:33,38-39; Rom 1:16; 1Kor 15:22; 1Pet 1:23);
- (7) ia membebaskan dari kuasa dosa dan Iblis (Mat 12:28; Kis 26:18; Rom 6:1-23);
- (8) ia membawa pengharapan (Kol 1:5,23), damai sejahtera (Ef 2:17; 6:15), serta keabadian (2Tim 1:10);
- (9) ia mengingatkan tentang penghakiman (Rom 2:16); dan
- (10) ia mendatangkan hukuman dan kematian kekal jikalau ditolak (Yoh 3:18).
BIS -> Mrk 14:5
Jerusalem -> Mrk 14:3; Mrk 14:12-16
Jerusalem: Mrk 14:3 - minyak narwastu Sama seperti Yoh 12:3 Markus mengatakan macam apa minyak itu. Narwastu adalah getah sebuah tumbuhan di India. Hanya Markus mengatakan bahwa perempuan ...
Sama seperti Yoh 12:3 Markus mengatakan macam apa minyak itu. Narwastu adalah getah sebuah tumbuhan di India. Hanya Markus mengatakan bahwa perempuan itu memecahkan buli-buli itu untuk mencurahkan minyak dengan lebih mudah dan lebih melimpah-limpah. Ini tanda kemurahan hati perempuan itu.
Jerusalem: Mrk 14:12-16 - -- Menurut Matius Yesus memberitahukan keputusanNya itu kepada seorang penduduk Yerusalem yang sudah dikenalNya dan Ia mengundang diriNya. Sebaliknya, me...
Menurut Matius Yesus memberitahukan keputusanNya itu kepada seorang penduduk Yerusalem yang sudah dikenalNya dan Ia mengundang diriNya. Sebaliknya, menurut Markus Yesus menentukan sebuah tanda yang akan memimpin murid-murid yang diutus itu untuk menemukan sebuah ruang yang sudah disiapkan. Mungkin tanda serta persiapan itu terlebih dahulu sudah disepakati oleh Yesus dan tuan rumah itu. Tetapi cerita Markus diinspirasikan oleh 1Sa 10:2-5, sehingga memberi kesan bahwa Yesus secara luar biasa tahu akan apa yang akan terjadi. Selebihnya perlu dicatat bahwa cara peristiwa itu diceritakan mengingatkan cara Yesus menyiapkan masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mar 11:1-6.
Wanita ini menurut Yoh 12:3 ialah Maria, saudari Marta dan Lazarus di Betania.
Menurut Yoh 12:3 Judaslah jang berkata demikian.
Bdl. Mat 26:10-12 dan lih. Tjatatan disitu.
Ref. Silang FULL: Mrk 14:1 - raya Paskah // dan membunuh · raya Paskah: Yoh 11:55; Yoh 11:55
· dan membunuh: Mat 12:14; Mat 12:14
Ref. Silang FULL: Mrk 14:3 - di Betania // atas kepala · di Betania: Mat 21:17; Mat 21:17
· atas kepala: Luk 7:37-39
· di Betania: Mat 21:17; [Lihat FULL. Mat 21:17]
· atas kepala: Luk 7:37-39
· kamu menghendakinya: Ul 15:11
· untuk penguburan-Ku: Yoh 19:40
Ref. Silang FULL: Mrk 14:10 - belas murid // kepada mereka · belas murid: Mr 3:16-19
· kepada mereka: Mat 10:4; Mat 10:4
· belas murid: Mr 3:16-19
· domba Paskah: Kel 12:1-11; Ul 16:1-4; 1Kor 5:7
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mrk 14:1-11; Mrk 14:12-31
Matthew Henry: Mrk 14:1-11 - Kristus Diurapi di Betania; Yudas Berencana untuk Menyerahkan Kristus
Pasal ini dimulai dengan catatan yang diberikan oleh pemberita Injil ini mengenai kematian dan penderitaan Tuhan Yesus kita, yang mengenainya kita...
- Pasal ini dimulai dengan catatan yang diberikan oleh pemberita Injil ini mengenai kematian dan penderitaan Tuhan Yesus kita, yang mengenainya kita semua sangat berkepentingan untuk ketahui, bukan saja mengenai sejarahnya, tetapi juga misterinya. Dalam pasal ini diceritakan tentang:
- I. Persekongkolan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melawan Kristus (ay. 1-2).
- II. Pengurapan kepala Kristus pada acara makan malam di Betania, dua hari sebelum kematian-Nya (ay. 3-9).
- III. Kesepakatan yang dibuat Yudas dengan imam-imam kepala untuk menyerahkan Dia (ay. 10-11).
- IV. Santapan perjamuan Paskah oleh Kristus dengan murid-murid-Nya, penetapan perjamuan Tuhan dan percakapan-Nya dengan murid-murid pada saat dan setelah makan (ay. 12-31).
- V. Penderitan Kristus di taman Getsemani (ay. 32-42).
- VI. Pengkhianatan yang dilakukan Yudas dan penangkapan atas diri-Nya oleh hamba-hamba imam kepala (ay. 43-52).
- VII. Dakwaan yang dituduhkan kepada-Nya di hadapan imam-imam kepala, keyakinan-Nya, serta hujatan yang dilontarkan kepada-Nya di hadapan mahkamah (ay. 53-65).
- VIII. Petrus menyangkal Dia (ay. 66-72).
- Sebagian besar catatan ini juga dapat kita pelajari di dalam Injil Matius pasal 26.
Kristus Diurapi di Betania; Yudas Berencana untuk Menyerahkan Kristus (14:1-11)
- Di sini kita mendapati contoh-contoh:
- I. Contoh mengenai kebaikan sahabat-sahabat Kristus, dan jamuan yang dilakukan untuk menghargai dan menghormati-Nya. Beberapa sahabat-Nya, baik yang tinggal di Yerusalem maupun di sekitarnya, yang mengasihi-Nya, tidak pernah merasa bahwa mereka sudah cukup melayani Dia. Di antara mereka itulah Ia dimuliakan dan akan selalu dimuliakan, sekalipun Israel tidak dapat dihimpun.
- . Ada seorang sahabat, yang begitu baik untuk mengundang-Nya makan malam bersama, dan Ia pun sangat baik pula untuk menerima undangan tersebut (ay. 3). Meskipun saat kematian-Nya semakin mendekat, Ia tidak mengasingkan diri dari sahabat-sahabat-Nya dan larut dalam perasaan murung dan sedih. Sebaliknya, Ia justru bercakap-cakap dengan bebas bersama para sahabat-Nya seperti biasa.
- . Ada pula seorang sahabat lain, yang begitu baik untuk mengurapi kepala-Nya dengan minyak narwastu yang sangat mahal harganya ketika Ia sedang duduk makan. Ini adalah sepenggal penghormatan luar biasa yang dilakukan kepada-Nya oleh seorang perempuan berbudi yang berpikir tidak ada hal lain yang lebih baik lagi untuk dipersembahkan kepada Kristus dan untuk memuliakan-Nya. Sekarang Firman Allah telah digenapi, Sementara sang raja duduk di mejanya, semerbak bau narwastuku (Kid. 1:12). Marilah kita mengurapi Kristus sebagai Kekasih kita, mencium-Nya dengan ciuman kasih sayang, serta mengurapi-Nya sebagai Raja kita, mencium-Nya dengan ciuman kesetiaan. Bukankah Ia telah memberikan nyawa-Nya sampai mati bagi kita, jadi apakah pantas kalau kita menganggap satu buli-buli minyak narwastu terlampau mahal untuk dicurahkan ke atas kepala-Nya? Jelas terlihat bahwa perempuan itu berusaha sebaik mungkin untuk mencurahkan seluruh isi buli-buli minyak narwastu itu ke atas kepala Kristus. Ia memecahkan leher buli-buli itu (begitulah yang kita baca), tetapi karena buli-buli itu terbuat dari pualam, tentunya tidak mudah untuk dipecahkan, lagi pula untuk mengeluarkan isinya, sebenarnya buli-buli itu tidak perlu dipecahkan. Beberapa orang menduga, ia mengocok buli-buli itu, atau mengetuk-ngetukkannya ke lantai, untuk mengencerkan isinya, supaya bisa lebih mudah mengalir keluar, atau ia membersihkan dan mengorek keluar semua isinya yang masih melekat dan tersisa di dalam buli-buli. Memang sudah seharusnyalah bahwa Kristus dipermuliakan dengan semua yang kita miliki, dan kita tidak boleh berpikir untuk menahan sebagian dari kemuliaan yang harus kita berikan itu. Apakah kita sudah memberikan kepada-Nya minyak narwastu yang sangat berharga dari rasa kasih kita yang terdalam? Biarkan Dia memiliki semuanya; kasihilah Dia dengan segenap hati.
- Sekarang perhatikanlah:
- (1) Ada sebagian orang yang hadir mereka-reka yang jahat atas kejadian ini dan bukannya melakukan sebaliknya yang seharusnya. Mereka menyebutnya pemborosan minyak narwastu (ay. 4). Karena mereka sendiri tidak dapat memberikan hati mereka untuk memuliakan Kristus dengan harga yang mahal, mereka menuduh perempuan yang bisa melakukannya itu sebagai pemboros. Perhatikanlah, seperti orang bebal tidak akan dipanggil sebagai orang yang berbudi luhur, demikian pula seorang penipu tidak akan dikatakan terhormat (Yes. 32:5). Mereka berdalih bahwa minyak narwastu itu sebaiknya dijual, dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin (ay. 5). Tetapi ingatlah, sama seperti adat untuk memberikan persembahan korban kepada Allah tidak bisa dijadikan alasan untuk membebaskan kita dari kewajiban dalam memberikan sedekah kepada orangtua yang miskin (Mrk. 7:11), demikian pula halnya, kewajiban untuk memberikan sedekah kepada orang miskin juga tidak bisa dijadikan alasan untuk membebaskan kita dari kewajiban rohani tertentu kita terhadap Tuhan Yesus. Apa saja yang baik yang bisa dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu dengan sekuat tenagamu.
- (2) Tuhan Yesus kita menilai tinggi apa yang dilakukan perempuan itu, melebihi apa yang dipikirkan perempuan itu. Mungkin, maksud perempuan itu tidak lebih dari menunjukkan rasa hormatnya yang sangat terhadap-Nya di hadapan semua hadirin, serta untuk melengkapi jamuan yang diadakan untuk-Nya itu. Namun, Kristus memandangnya sebagai tindakan iman yang besar, maupun sebagai kasih yang besar (ay. 8); "Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku, seakan-akan ia bisa meramalkan bahwa kebangkitan-Ku tidak akan memungkinkannya untuk melakukan pengurapan seperti ini lagi nantinya." Upacara penguburan ini merupakan semacam pertanda atau pendahuluan bagi kematian-Nya yang sudah dekat. Lihatlah, betapa hati Kristus dipenuhi dengan pikiran tentang kematian-Nya, bagaimana setiap hal diartikan berkaitan dengan hal itu, dan betapa seringnya Ia membicarakannya dalam setiap kesempatan. Merupakan hal lazim bila mereka yang dinyatakan akan mati meminta agar peti matinya serta segala macam persiapan lainnya untuk penguburan mereka dipersiapkan selagi mereka masih hidup. Demikianlah, Kristus juga menerima hal-hal ini dipersiapkan bagi diri-Nya. Kematian dan penguburan Kristus merupakan titik terendah dari penghinaan yang harus ditanggung-Nya, dan karena itu, meskipun dengan ceria Ia mau tunduk untuk menanggung penghinaan itu, Ia juga menerima tanda-tanda penghormatan untuk menyambutnya, supaya aib salib itu bisa diangkat, dan juga supaya hal itu menjadi tanda betapa berharganya di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Kristus tidak pernah memasuki Yerusalem dengan gegap gempita, selain ketika Ia ke sana untuk menderita. Tidak juga Ia pernah diurapi, selain untuk penguburan-Nya.
- (3) Ia menyanjung bahwa sepenggal tindakan saleh yang berani dari perempuan ini akan selalu dipuji oleh gereja di segala zaman; Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia (ay. 9). Perhatikanlah, penghormatan yang mengikuti perbuatan baik, bahkan di dunia ini, cukup untuk menandingi pencemaran dan penghinaan yang dilontarkan terhadap perbuatan baik itu. Kenangan untuk orang benar adalah bahwa mereka diberkati, dan mereka yang diejek dan didera akan memperoleh kesaksian yang baik (Ibr. 11:36, 39). Demikian juga perempuan yang baik budi ini akan memperoleh pahala untuk buli-buli minyak narwastu ini, Nec oleum perdidit nec operam -- Ia tidak kehilangan minyak maupun perbuatannya. Ia memperolehnya melalui nama baik yang jauh lebih berharga daripada minyak narwastu yang mahal itu. Mereka yang memuliakan Kristus akan dimuliakan oleh Dia.
- II. Contoh mengenai kedengkian musuh-musuh Kristus dan persiapan yang mereka buat untuk bertindak jahat terhadap-Nya.
- . Imam-imam kepala, yang terang-terangan merupakan musuh-musuh-Nya, mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus (ay. 1-2). Hari raya Paskah sudah di ambang pintu, dan pada perayaan itu Ia harus disalibkan,
- (1) Agar kematian dan penderitaan-Nya dapat diketahui oleh lebih banyak orang, sehingga semua orang Israel, termasuk mereka yang terserak dan berdatangan dari segenap penjuru bumi untuk mengikuti perayaan Paskah itu, bisa menjadi saksi atas kematian-Nya itu, dan atas keajaiban yang menyertainya.
- (2) Bahwa apa yang dilambangkan sebelumnya dengan perayaan Paskah itu kini benar-benar akan digenapi. Kristus, Domba Paskah kita, dikorbankan bagi kita dan membawa kita keluar dari rumah perbudakan pada saat yang sama ketika anak domba Paskah dikorbankan dan pembebasan bangsa Israel keluar dari Mesir diperingati.
- Sekarang lihatlah:
- [1] Betapa dengkinya musuh-musuh Kristus itu. Mereka merasa belum cukup untuk sekadar mengusir atau memenjarakan Dia, karena mereka bukan saja bermaksud untuk membungkam Dia dan menghentikan kemajuan pekerjaan-Nya untuk masa depan yang baik, tetapi juga untuk membalas dendam atas semua kebaikan yang telah Dia lakukan.
- [2] Betapa liciknya mereka. Mereka berkata, Jangan pada waktu perayaan, ketika orang banyak berkumpul. Tetapi dengan ini mereka tidak bermaksud agar jangan sampai ibadah mereka menjadi terganggu sehingga tidak bisa memusatkan perhatian pada ibadah itu. Tidak, mereka malah berkata, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat (ay. 2); jangan sampai mereka bangkit dan menyelamatkan Dia, dan mendakwa mereka yang melakukan upaya menentang Dia. Demikianlah, bagi orang yang hanya menginginkan pujian manusia, tidak ada lain lagi yang lebih ditakutinya selain kemarahan dan kegusaran orang.
- . Yudas, yang menjadi musuh dalam selimut bagi-Nya, bersepakat dengan mereka untuk menyerahkan Dia (ay. 10-11). Ia disebut sebagai salah satu dari dua belas murid Kristus, yang akrab dengan-Nya dan dilatih untuk melayani kerajaan sorga. Lalu pergilah ia kepada imam-imam kepala dengan maksud menawarkan jasanya untuk menyerahkan Dia.
- (1) Apa yang diusulkan Judas adalah untuk mengkhianati Kristus kepada mereka, dan memberi tahu mereka kapan dan di mana mereka dapat menemukan dan menangkap Dia tanpa menimbulkan keributan di antara rakyat, yang mereka takutkan akan terjadi jika mereka menangkap Dia saat Dia tampil di depan umum, di tengah-tengah para pengagum-Nya. Kalau begitu, apakah Yudas mengetahui bantuan apa yang mereka inginkan dan apa yang menjadi kesulitan mereka? Mungkin ia tidak mengetahuinya, karena perundingan itu mereka lakukan di antara anggota komplotan mereka secara tertutup. Apakah mereka tahu bahwa Yudas memiliki niat untuk membantu mereka dan membawa Yesus ke pengadilan? Tidak, mereka tidak bisa membayangkan bahwa ada di antara murid-murid-Nya yang begitu rendah moralnya. Tetapi Iblis yang merasuki Yudas mengetahui kesempatan apa yang bisa mereka berikan kepadanya. Iblis juga bisa menuntun Yudas untuk menuntun orang-orang itu, yang berencana menangkap Yesus. Perhatikanlah, roh yang bekerja di dalam diri anak-anak yang tidak patuh, tahu bagaimana caranya untuk membawa mereka untuk saling membantu di dalam merancang kejahatan, dan kemudian mengeraskan hati mereka terhadap kejahatan itu dengan khayalan bahwa Allah menyertai mereka.
- (2) Yang ia rencanakan bagi dirinya sendiri adalah menerima sejumlah uang melalui penawaran ini. Ia mendapatkan apa yang ia inginkan, ketika mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Apa yang menjadi dosa pelanggaran Yudas sendiri adalah ketamakan, nafsu yang telah memperbudaknya, yang kemudian menyerahkan dirinya kepada dosa dengan menyerahkan Gurunya. Iblis menyesuaikan godaannya dengan ketamakan Yudas itu sehingga takluklah Yudas. Di sini tidak dikatakan bahwa mereka berjanji akan memberikan kedudukan kepadanya (ia tidak berambisi akan hal ini), tetapi mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Perhatikan di sini, betapa perlunya bagi kita untuk melipatgandakan penjagaan hati kita terhadap dosa yang paling mudah menyerang kita. Mungkin ketamakan Yudas itu jugalah yang pertama kali membawanya mengikut Kristus, setelah ia dijanjikan akan menjadi bendahara atau pengurus masalah keuangan bagi rombongan mereka. Hatinya senang memegang-megang uang, dan sekarang ketika ada kesempatan untuk mendapatkan uang tambahan dengan cara lain, ia siap menyerahkan Dia, sama siapnya seperti ia dulu mengikuti Dia. Perhatikanlah, bila dasar pengakuan iman seseorang bersifat jasmaniah dan duniawi dan hanya untuk melayani kepentingan sekuler atau hal duniawi, maka di kemudian hari ketika arah angin berubah, dasar yang sama ini akan menjadi akar pahit bagi terciptanya moral yang rendah dan penyangkalan iman.
- (3) Setelah mengamankan uang itu, ia berusaha menepati janji yang telah disepakati. Ia mencari kesempatan yang baik bagaimana bisa menyerahkan Yesus dengan mudah, bagaimana ia bisa menyerahkan-Nya pada saat yang tepat, sesuai dengan harapan mereka yang menyuruh dia. Lihatlah, betapa kita harus berhati-hati agar tidak menjerat diri sendiri dalam kesepakatan yang penuh dosa. Bila sewaktu-waktu kita terjerat dalam perkataan mulut kita, maka kita harus segera melepaskan diri kita darinya (Ams. 6:1-5). Sudah menjadi suatu peraturan dalam hukum maupun dalam agama kita bahwa kewajiban untuk melakukan hal yang jahat tidak pernah ada dan sama sekali tidak diperbolehkan. Peraturan ini berkaitan erat dengan pertobatan dari kejahatan dan bukan dengan pelaksanaan kejahatan. Lihatlah, jalan dosa itu seperti bukit terjal yang menukik ke bawah, dan karena itu, bila seseorang berada di dalam jalan itu, ia harus berusaha supaya ada di atasnya. Perhatikan juga, betapa jahatnya tipu muslihat yang ada dalam diri orang yang mengejar-ngejar keinginan dosa mereka supaya rancangan mereka itu bisa terwujud dengan mudah; tetapi pada akhirnya, kemudahan ini juga yang akan menghancurkan mereka nantinya.
Matthew Henry: Mrk 14:12-31 - Penetapan Perjamuan Malam Penetapan Perjamuan Malam (14:12-31)
Di dalam ayat-ayat ini diceritakan:
I. Kristus makan perjamuan Paskah bersama murid-murid-Nya pada malam s...
Penetapan Perjamuan Malam (14:12-31)
- Di dalam ayat-ayat ini diceritakan:
- I. Kristus makan perjamuan Paskah bersama murid-murid-Nya pada malam sebelum Ia wafat. Perjamuan itu memberi Dia sukacita dan penghiburan, sebagai persiapan yang Ia lakukan sendiri untuk menyongsong penderitaan-Nya. Walaupun penderitaan-Nya sudah sangat mendekat, Ia tidak merasa terhalang untuk menikmati malam yang khidmat ini. Perhatikanlah, ketika kita punya kesempatan untuk beribadah, ketakutan akan kesukaran, baik yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi, tidak boleh menghalangi kita untuk menghadiri ibadah itu.
- . Kristus memakan domba Paskah pada waktu yang biasa dilakukan oleh orang-orang Yahudi, seperti pemahaman Dr. Whitby, dan bukan seperti yang dipahami oleh Dr. Hammond, yang mengatakan bahwa itu terjadi pada malam sebelumnya. Itu terjadi pada hari pertama dari perayaan Paskah (yang berlangsung selama delapan hari) yang dinamakan hari raya Roti Tidak Beragi, di mana pada hari itu orang menyembelih domba Paskah (ay. 12).
- . Ia memberi tahu murid-murid-Nya cara menemukan tempat di mana Ia akan makan perjamuan Paskah. Dengan ini Ia memberikan bukti lain mengenai kesempurnaan pengetahuan-Nya tentang hal-hal yang akan terjadi jauh di masa depan (yang bagi kita hanya tampak sebagai perkiraan kemungkinan belaka), sama seperti ketika Ia menyuruh mereka mencari keledai muda untuk ditunggangi-Nya dalam kemenangan (11:6), "Pergilah ke kota (karena domba Paskah itu harus dimakan di Yerusalem), dan di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air (yaitu seorang pelayan yang disuruh mengambil air untuk membersihkan ruangan-ruangan di rumah tuannya), ikutilah dia, masuklah ke mana ia masuk, tanyakan siapa tuannya, yaitu pemilik rumah yang dimasukinya (ay. 14) dan mintalah ia menunjukkan sebuah ruangan." Tidak diragukan lagi penduduk Yerusalem memiliki ruangan yang disewakan untuk keperluan ini, yang disediakan bagi mereka yang berasal dari luar kota untuk menjalankan ibadah perjamuan Paskah. Ruangan seperti itulah yang akan digunakan Kristus, bukan rumah seorang sahabat, bukan pula rumah yang sebelumnya sering Ia gunakan, karena tentunya Ia akan berkata, "Pergilah ke rumah si Anu, sahabat kita," atau, "Kamu tahu rumah yang biasa kita gunakan, pergilah ke sana dan persiapkanlah." Mungkin Ia pergi ke tempat di mana Ia tidak dikenal, sehingga Ia dan murid-murid-Nya tidak terganggu. Mungkin Ia memberitahukan hal itu dengan menggunakan sebuah tanda, untuk merahasiakannya dari Yudas, sehingga ia tidak akan tahu sampai ia tiba di tempat itu. Tanda itu juga menunjukkan bahwa Ia akan tinggal di dalam hati yang bersih, hati yang dibasuh dengan air yang bersih. Ke mana pun Ia berencana akan datang, sekendi air harus mendahului-Nya (Yes. 1:16-18).
- . Ia makan perjamuan Paskah itu dalam sebuah ruangan atas yang sudah lengkap, estrōmenon -- dilengkapi dengan permadani (menurut Dr. Hammond). Tampaknya ruangan itu adalah ruangan makan yang sangat indah. Biasanya Kristus jauh dari menyukai hal-hal yang tampak mewah ketika sedang makan sehari-harinya; sebaliknya Ia memilih tempat yang bersahaja saja, seperti duduk di atas rerumputan. Akan tetapi, ketika Ia akan menyelenggarakan sebuah perayaan suci, untuk menghormati perayaan itu Ia akan berusaha mendapatkan ruangan yang sebaik mungkin. Allah tidak melihat kemegahan yang hanya tampak di luarnya saja, tetapi Ia melihat tanda dan ungkapan yang muncul ke luar dari dalam jiwa sebagai bentuk rasa hormat terhadap semua lembaga dan upacara ilahi, yang perlu dihormati, sehingga mereka yang ingin berhemat untuk keperluan hal-hal ini tidak memiliki rasa hormat dalam beribadah kepada Allah.
- . Ia makan bersama kedua belas murid-Nya, yang menjadi keluarga-Nya, untuk mengajarkan orang-orang yang memiliki tanggungan keluarga, bukan hanya keluarga yang terdiri dari anak-anak saja, tetapi juga keluarga yang terdiri dari para pelayan, orang-orang terpelajar, atau murid-murid, untuk peduli terhadap agama dan menyembah Allah bersama-sama. Ketika Kristus datang bersama kedua belas murid itu, Yudas juga ada bersama-sama mereka, meskipun pada saat itu ia merencanakan untuk menyerahkan Gurunya. Dengan sendirinya sudah jelas bahwa ia harus ada di sana (ay. 20), ia tidak boleh tidak hadir, kalau tidak ia bisa dicurigai oleh yang lainnya. Seandainya kursinya kosong pada perayaan ini, mereka akan berkata seperti Saul berkata mengenai Daud, mungkin ia tidak tahir, ya, tentu ia tidak tahir (1Sam. 20:26). Orang-orang yang munafik, meskipun tahu bahwa tindakan itu mereka lakukan atas risiko sendiri, akan tetap ikut berhimpun dalam ibadah-ibadah khusus demi mempertahankan nama baik mereka, dan menyembunyikan kejahatan mereka yang tersembunyi. Kristus tidak menghalanginya mengikuti perayaan ini, meskipun Ia mengetahui kejahatannya, karena kejahatan itu belum terungkap di hadapan umum dan juga belum dilakukan. Rancangan Kristus adalah untuk memberikan kunci Kerajaan Sorga kepada orang. Tetapi untuk maksud ini, Ia harus menguji orang terlebih dahulu. Karena orang hanya dapat menilai orang lain dari penampilan luarnya saja, Ia mengarahkan dan mendorong mereka untuk ikut dalam perjamuan-Nya supaya iman pengakuan mereka benar-benar teruji, karena biasanya orang tidak bisa mengerti adanya akar pahit sebelum akar itu bertunas keluar.
- II. Percakapan Kristus dengan murid-murid-Nya, sementara mereka makan perjamuan Paskah itu. Mungkin, sesuai dengan kebiasaan orang Yahudi ketika merayakan Paskah, mereka bercerita mengenai pembebasan bangsa Israel keluar dari Mesir dan diselamatkannya anak-anak sulung orang Israel. Mereka bersuka dalam suasana ceria seperti yang mereka alami pada waktu-waktu perayaan sebelumnya, sampai ketika Kristus mengatakan sesuatu kepada mereka yang membuat sukacita mereka bercampur dengan perasaan gemetar.
- . Mereka merasa senang bersekutu dengan Guru mereka, namun Ia berkata bahwa sekarang tiba saatnya bahwa mereka akan kehilangan Dia; Anak Manusia akan diserahkan, dan mereka tahu apa yang akan terjadi sesudah itu -- kalau Ia diserahkan, karena Ia sudah sering mengatakannya. Berita yang akan terdengar tentang Dia sesudah itu adalah, Ia akan disalibkan dan dibunuh. Allah telah menetapkan hal itu, dan Dia menyetujuinya; Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia (ay. 21). Hal itu telah tertulis sesuai kebijaksanaan Allah, dan ditulis di dalam berbagai nubuat di Perjanjian Lama, dan tidak ada satu iota atau satu titik pun dari firman-Nya itu akan dibiarkan-Nya gugur.
- . Mereka merasa senang bersekutu satu sama lain dalam persekutuan mereka itu, tetapi Kristus menebarkan udara tegang ke atas sukacita mereka itu dengan berkata, "Seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku" (ay. 18). Kristus mengatakan hal ini untuk mengejutkan hati nurani Yudas seandainya bisa, dan untuk menggugah dia agar bertobat dari kejahatannya dan mundur (karena masih belum terlambat) dari tepi jurang. Namun, apa yang terjadi adalah bahwa dia yang menjadi sasaran utama dari peringatan ini, justru yang paling tidak peduli dengannya. Murid-murid yang lain terpukul dengan peringatan itu.
- (1) Mereka mulai merasa sedih. Sama seperti ingatan akan kejatuhan kita di dalam dosa dulu, begitu pula ketakutan akan dosa yang kita lakukan sering kali sangat memahitkan kesenangan pesta rohani kita, dan mengurangi sukacita kita. Inilah sayur pahit yang harus dimakan di dalam perjamuan Paskah ini.
- (2) Mereka mulai saling curiga satu sama lain. Mereka berkata seorang demi seorang, "Bukan aku, ya Tuhan?" Mereka patut dipuji untuk kasih mereka, sehingga mereka lebih mewaspadai diri sendiri daripada orang lain. Ini adalah hukum kasih, yaitu mengharapkan yang terbaik (1Kor. 13:5-7), karena kita sendirilah yang tahu dengan pasti apa yang jahat pada diri kita dibandingkan saudara-saudara kita, dan oleh karena itu sudah sepantasnyalah kita mencurigai diri kita sendiri lebih jahat. Mereka juga patut dipuji karena dengan diam-diam mereka menyetujui apa yang dikatakan Kristus. Mereka lebih percaya kepada perkataan-Nya daripada hati mereka sendiri, sehingga mereka tidak berkata, "Pasti itu bukan aku," melainkan "Bukan aku, ya Tuhan? Lihatlah kalau-kalau ada jalan kejahatan di dalam diri kami, seperti misalnya akar pahit, dan tunjukkanlah itu kepada kami supaya kami dapat mencabut akar itu dan menghentikan jalan kejahatan itu."
- Sekarang, untuk menjawab pertanyaan mereka, Kristus mengatakan hal:
- [1] Yang menenteramkan hati mereka, "Bukan kamu, atau kamu; orang itu adalah dia yang sekarang mencelupkan roti ke dalam satu pinggan dengan Aku; lawan dan musuh tersebut adalah Yudas yang jahat ini."
- [2] Hal ini mungkin menurut anggapan orang, akan membuat Yudas merasa sangat tidak nyaman. Bila ia melanjutkan rencananya, ia akan seperti orang yang berada di ujung tanduk, karena celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan, ia pasti binasa, benar-benar binasa. Dosanya akan segera menangkapnya, sehingga adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan dan hidup, daripada hanya untuk menjadi luar biasa sengsara nantinya. Besar kemungkinan Yudas mendorong dirinya sendiri dengan pikiran itu yang sering dikatakan Guru-Nya bahwa Ia harus diserahkan; "Dan bila hal itu memang harus terjadi, pastilah Allah tidak akan menyalahkan dia yang melakukannya, karena siapa yang bisa menentang kehendak-Nya?" seperti yang dipakai sebagai alasan oleh orang-orang yang suka berbantah (Rm. 9:19). Tetapi Kristus berkata kepadanya bahwa tidak akan ada perlindungan atau pengampunan baginya. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian, tetapi celakalah orang yang olehnya Dia diserahkan. Ketentuan Allah yang mengizinkan adanya dosa manusia, dan membawa kepada diri-Nya sendiri kemuliaan dari dosa-dosa manusia itu, tidaklah mengharuskan agar manusia berbuat dosa, atau menetapkan agar mereka berbuat dosa, juga tidak akan ada pengampunan apa pun atas dosa-dosa ataupun keringanan hukuman. Kristus memang diserahkan menurut maksud dan rencana-Nya. Akan tetapi, sekalipun demikian, oleh tangan-tangan durhakalah Ia disalibkan dan dibunuh (Kis. 2:23).
- III. Penetapan Perjamuan Tuhan.
- . Perjamuan Tuhan ini [yang juga disebut Perjamuan Malam -- pen.] ditetapkan pada penutupan makan malam, ketika mereka telah cukup dikenyangkan dengan perjamuan Paskah, untuk menunjukkan bahwa Perjamuan Tuhan ini tidak dimaksudkan sebagai jamuan makan secara jasmani; kalaupun perayaannya sendiri didahului dengan makanan jasmani, itu hanyalah untuk membayangkan kembali perayaan Paskah Musa. Jadi makanan untuk Perjamuan Tuhan ini dimaksudkan hanya untuk jiwa semata, sehingga karena itu sangat sedikit yang diperuntukkan bagi tubuh, sekadar cukup sebagai tanda saja. Perjamuan ini diadakan pada penutupan perjamuan Paskah, supaya dengan demikian perjamuan bagi jiwa ini mulai diberitakan sebagai kabar baik yang menggantikan dan meninggalkan perjamuan yang lama. Banyak pengajaran dan kewajiban perayaan Ekaristi digambarkan kepada kita melalui hukum Paskah (Kel. 12). Karena walaupun ketetapan Perjanjian Lama tidak mengikat kita, namun ketetapan ini memberikan petunjuk-petunjuk kepada kita, dengan bantuan kunci Injil mengenai berbagai ketetapan itu. Di sini kedua ketetapan ini bersandingan begitu dekat, sehingga akan baik sekali kalau keduanya dibandingkan, supaya kita bisa amati betapa lebih singkat dan jelasnya ketetapan Perjamuan Tuhan dibandingkan dengan perjamuan Paskah. Kuk Kristus lebih ringan daripada kuk hukum yang hanya bersifat upacara belaka. Lagi pula, ketetapan-Nya lebih bersifat rohaniah.
- . Perjamuan Tuhan ini ditetapkan melalui teladan Kristus sendiri, bukan melalui upacara dan kekhidmatan sebuah hukum, seperti yang terjadi dengan penetapan baptisan, setelah kebangkitan Kristus (Mat. 28:19), lakukanlah itu dengan kuasa yang telah diberikan kepadamu, dengan kuasa yang diberikan kepada Kristus di sorga dan di bumi (Mat. 28:18). Namun, secara praktis baptisan itu dilakukan oleh Guru kita sendiri, karena perintah ini ditujukan kepada mereka yang memang sudah menjadi murid-murid-Nya, dan menjadi bagian dalam perjanjian dengan Dia. Perintah baptisan tersebut memiliki kewajiban hukum dan dimaksudkan untuk terus berlaku, mempunyai kuasa hukum dan keuntungan sampai kedatangan-Nya yang kedua kali.
- . Perjanjian Tuhan ini ditetapkan dengan mengucap berkat dan mengucap syukur. Anugerah pemeliharaan umum harus diterima dengan cara yang demikian (1Tim. 4:4-5), terlebih lagi pemberian anugerah khusus. Ia mengucap berkat (ay. 22) dan mengucap syukur (ay. 23). Pada acara-acara makan lainnya, Ia biasa mengucap berkat dan mengucap syukur (6:41; 8:7), begitu sungguh-sungguhnya Ia dalam hal ini hingga Ia sangat dikenal akan kebiasaan-Nya ini (Luk. 24:30-31). Dan Ia melakukan hal yang sama pada perjamuan makan ini.
- . Perjamuan Tuhan ini ditetapkan menjadi peringatan akan kematian-Nya. Karena itu Ia memecah-mecahkan roti, untuk menunjukkan betapa Tuhan berkenan diri-Nya diremukkan; dan setelah itu Ia mengambil anggur, sari anggur, yang merupakan darah Perjanjian Baru. Kematian yang dialami Kristus adalah kematian yang penuh darah, dan darah sering disebut-sebut, yaitu darah yang mulia, sebagai kemuliaan penebusan kita; karena darah adalah kehidupan, dan darah membawa pendamaian bagi jiwa ( Im. 17:11-14). Pencurahan darah merupakan petunjuk yang paling bisa dirasakan mengenai penyerahan nyawa-Nya (Yes. 53:12). Darah juga memiliki suara (Kej. 4:10), oleh karena itu darah begitu sering disebut, karena darah itu akan berbicara (Ibr. 12:24). Darah itu disebut darah Perjanjian Baru, karena perjanjian anugerah itu menjadi sebuah wasiat, dan diperkuat oleh kematian Kristus, sang pembuat wasiat itu (Ibr. 9:16). Dikatakan bahwa darah itu ditumpahkan bagi banyak orang, untuk membenarkan banyak orang (Yes. 53:11), untuk membawa banyak orang kepada kemuliaan (Ibr. 2:10). Darah itu cukup bagi banyak orang, yaitu jumlah yang tidak terbatas; darah itu berguna untuk banyak orang. Kita membaca tentang kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dan mereka semua mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba (Why. 7:9-14); dan darah-Nya akan selalu menjadi sumber mata air yang terbuka. Betapa menyenangkannya hal ini bagi orang-orang berdosa yang malang yang bertobat, bahwa darah Kristus ditumpahkan bagi banyak orang! Dan bila bagi banyak orang, mengapa tidak bagiku juga? Bila bagi orang-orang berdosa, orang-orang bukan Yahudi yang berdosa, pemimpin orang-orang berdosa, maka mengapa tidak bagiku juga?
- . Perjamuan Tuhan ini ditetapkan sebagai sebuah pengesahan perjanjian yang dibuat dengan kita di dalam Dia, dan sebagai tanda penyampaian manfaat-manfaat yang diberikan kepada kita, yang dibeli bagi kita melalui kematian-Nya. Karena itulah Ia memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka (ay. 22), dan berkata, "Ambillah, makanlah." Ia memberikan cawan juga kepada mereka, dan menyuruh mereka meminumnya (ay. 23). Terapkan ajaran Kristus yang tersalib itu bagi dirimu sendiri, dan biarlah Ia menjadi daging dan minuman bagi jiwamu, yang menguatkan, menumbuhkan dan menyegarkan bagimu, serta memberikan dukungan dan penghiburan bagi kehidupan rohanimu.
- . Perjamuan Tuhan ini ditetapkan dengan pandangan mata yang tertuju kepada kebahagiaan sorga, dan menjadi tanda akan keadaan bahagia yang akan kita rasakan nanti, dan karena itu membuat mulut kita tidak menyukai lagi kenikmatan dunia ini (ay. 25); "Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur, sebagai penyegar tubuh jasmani. Waktu-Ku dengan itu sudah berlalu. Tidak ada seorang pun yang telah menikmati sukacita rohani akan segera berhasrat pada hal-hal yang jasmaniah lagi, karena dia akan berkata, ‘Yang rohaniah itu lebih baik’ (Luk. 5:39); sebaliknya, setiap orang yang telah menikmati sukacita rohani segera akan menyukai segala sesuatu yang kekal, sebab Ia akan berkata, ‘Itu tetap lebih baik.’ Oleh karena itu biarkan Aku tidak minum hasil pokok anggur lagi, sebab minuman anggur itu sudah mati dan terasa hambar bagi mereka yang minum dari sungai sukacita Allah; tetapi, Tuhan, percepatlah harinya bagiku, untuk meminumnya, yaitu yang baru dan segar, dalam Kerajaan Allah, di tempat mana minuman itu akan selalu baru dan sempurna."
- . Perjamuan Tuhan itu ditutup dengan nyanyian pujian (ay. 26). Meskipun Kristus berada di tengah-tengah musuh-musuh-Nya, Ia tidak takut kepada mereka sampai tidak melakukan tugas indah untuk menyanyikan Mazmur. Paulus dan Silas menyanyikan puji-pujian dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Nyanyian ini adalah nyanyian Injili, dan masa-masa Injil sering dibicarakan di dalam Perjanjian Lama, seperti waktu-waktu bersukacita dan pujian diungkapkan dengan menyanyi. Nyanyian ini adalah nyanyian perpisahan Kristus, pujian yang Ia nyanyikan sebelum memasuki masa sengsara-Nya; boleh jadi nyanyian yang biasa dinaikkan adalah nyanyian yang terdapat dalam Mazmur pasal 113 sampai dengan pasal 118.
- IV. Percakapan Kristus dengan murid-murid-Nya ketika kembali ke Betania di bawah sinar bulan. Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka. Sekarang sudah dekat waktu tidur, namun hati Kristus begitu dipenuhi oleh penderitaan-Nya, sehingga Ia tidak akan masuk ke dalam kemah kediaman-Nya, tidak akan berbaring di ranjang petiduran-Nya, juga tidak membiarkan mata-Nya terlelap (Mzm. 132:3-4), ketika pekerjaan itu sudah akan dikerjakan. Orang Israel dilarang meninggalkan rumah pada malam mereka makan perjamuan Paskah, karena takut akan pedang malaikat pembinasa (Kel. 12:22-23). Tetapi karena Kristus, Sang Gembala Agung, tidak lama lagi akan dibantai, maka dengan sengaja Ia pergi keluar untuk menunjukkan diri-Nya kepada pedang itu, sebagai seorang pemenang. Mereka menghindari si pembinasa itu, tetapi Kristus menaklukkannya, dan menghapuskan namanya sampai selama-lamanya.
- . Di sini Kristus menubuatkan bahwa dalam penderitaan-Nya, Ia akan ditinggalkan oleh semua murid-murid-Nya; "Kamu semua akan tergoncang imanmu. Aku tahu kamu akan melakukannya (ay. 27), dan apa yang Aku katakan kepadamu sekarang tidak lain adalah apa yang telah disampaikan kepadamu sebelumnya dalam Kitab Suci, yaitu Aku akan memukul gembala, dan domba-domba akan tercerai-berai." Kristus sudah tahu terlebih dulu bahwa mereka akan meninggalkan Dia, tetapi walaupun begitu Ia tetap menyambut dan menerima mereka di meja-Nya. Ia melihat kejatuhan dan kegagalan murid-murid-Nya, tetapi Ia tetap tidak menolak mereka. Jangan pula kita takut datang ke Perjamuan Tuhan karena khawatir kalau-kalau akan tergelincir kembali ke dalam dosa sesudah itu. Tetapi, semakin besar bahaya yang kita hadapi, semakin besar pula kebutuhan kita untuk membentengi diri dengan lebih bersungguh-sungguh dan rajin dalam mengikuti ibadah dan perjamuan kudus. Kristus mengatakan bahwa mereka akan tergoncang imannya, mereka akan mulai mempertanyakan apakah Ia memang Sang Mesias atau bukan, ketika melihat Dia ditundukkan oleh musuh-musuh-Nya. Sampai saat itu, mereka tetap tinggal bersama-sama dengan Dia dalam segala pencobaan yang Dia alami. Meskipun adakalanya mereka menyakiti hati-Nya, tetapi belum pernah mereka tergoncang imannya ataupun membelakangi-Nya. Tetapi sekarang, badai yang datang terasa begitu hebatnya sehingga mereka semua harus melepaskan tali-tali sauh mereka dan berada dalam bahaya karam kapal. Beberapa pencobaan lebih bersifat khusus (Why. 2:10, Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara), tetapi yang lainnya lebih bersifat umum, hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi (Why. 3:10). Pemukulan gembala sering berakibat pada tercerai-berainya domba-domba; para pemimpin, pelayan, kepala keluarga, mereka adalah gembala bagi mereka yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan bila terjadi sesuatu terhadap mereka, maka semua kawanan domba akan menderita dan berada dalam bahaya karenanya.
- Namun, Kristus menguatkan hati mereka dengan sebuah janji bahwa mereka akan berkumpul kembali, bahwa mereka akan kembali lagi kepada tugas dan penghiburan mereka (ay. 28); "Sesudah Aku bangkit, Aku akan mengumpulkan kamu dari segala tempat ke mana kamu diserakkan (Yeh. 34:12). Aku akan berjalan mendahului kamu ke Galilea, akan bertemu dengan sahabat-sahabat kita, dan saling menikmati kehadiran kita bersama di sana."
- . Ia menubuatkan bahwa Ia akan disangkal, khususnya oleh Petrus. Ketika mereka pergi keluar menuju Bukit Zaitun, kita mungkin mengira bahwa murid-murid akan menjelek-jelekkan Yudas (ia telah lari meninggalkan mereka), dan mulai membangga-banggakan diri sendiri bahwa mereka tetap melekat pada Guru mereka ketika Yudas meninggalkan Dia. Akan tetapi, Kristus berpesan kepada mereka bahwa meskipun mereka tetap terpelihara oleh anugerah-Nya dari kemurtadan seperti yang dilakukan Yudas, mereka tidak mempunyai alasan untuk membanggakan kesetiaan mereka itu. Perhatikanlah, meskipun Allah menjaga kita agar tidak menjadi sejahat yang paling jahat, kita juga perlu merasa malu bahwa sebenarnya kita tidak lebih baik daripada keadaan kita yang sekarang ini.
- (1) Petrus merasa yakin bahwa ia tidak akan melakukan hal yang jahat seperti murid-murid-Nya yang lain (ay. 29); Biarpun mereka semua tergoncang imannya, (semua saudara-saudaranya hadir ketika itu), aku tidak. Ia bukan hanya menganggap dirinya lebih kuat daripada yang lain, tetapi jauh lebih kuat, sehingga mampu menerima kejutan sebuah pencobaan, dan menanggungnya sendirian, untuk tetap teguh berdiri, meskipun tidak seorang pun berdiri di sampingnya. Memang sudah menjadi tabiat alami kita untuk berpikir yang baik-baik tentang diri sendiri, dan mempercayai hati kita sendiri.
- (2) Kristus mengatakan bahwa Petrus akan melakukan sesuatu yang lebih buruk lagi daripada siapa pun di antara mereka. Mereka semua akan meninggalkan-Nya, tetapi ia akan menyangkal Dia; dan bukan hanya sekali saja, tetapi tiga kali, dan hal itu dinyatakan demikian, "Sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku dengan mengatakan bahwa engkau tidak tahu apa-apa tentang Aku, atau mengenal Aku, seperti orang yang malu dan takut mengakui Aku."
- (3) Petrus tetap teguh dengan janjinya, "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau; aku akan tetap melekat kepada-Mu, meskipun aku harus kehilangan nyawaku." Tidak diragukan lagi bahwa ia berpikir seperti apa yang dikatakannya. Yudas tidak berkata-kata seperti ini, ketika Kristus mengatakan bahwa ia akan menyerahkan Dia. Yudas berbuat dosa melalui suatu perencanaan, sedangkan Petrus tiba-tiba atau langsung tanpa rencana. Yudas merancang kedurjanaan (Mi. 2:1), sedangkan Petrus tanpa pikir jatuh ke dalam pelanggaran ini (Gal. 6:1). Apa yang buruk yang dilakukan Petrus adalah melawan Gurunya. Kalau saja ia berkata dengan takut dan gemetar, "Tuhan, berikan aku anugerah untuk mencegahku menyangkali Engkau, janganlah membawa aku ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah aku dari yang jahat," maka mungkin hal itu akan bisa dicegah. Tetapi mereka semua sudah menjadi begitu yakin, sehingga tidak bisa memikirkan yang demikian. Mereka yang tadinya berkata, "Bukan aku, ya Tuhan?" sekarang berkata, "Pasti bukan aku." Kemudian, setelah bebas dari ketakutan akan menyerahkan Kristus, mereka sekarang sudah merasa aman. Akan tetapi, siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, berhati-hatilah supaya jangan ia jatuh; dan siapa yang baru menyandangkan pedang janganlah memegahkan diri seolah-olah dia sudah menanggalkannya.
SH: Mrk 14:1-11 - Tanda cinta kasih (Jumat, 11 April 2003) Tanda cinta kasih
Dalam masyarakat kita mengenal ada banyak cara untuk menyatakan
kasih kepada orang yang kita kasihi. Bacaan hari ini memberik...
Tanda cinta kasih
Dalam masyarakat kita mengenal ada banyak cara untuk menyatakan kasih kepada orang yang kita kasihi. Bacaan hari ini memberikan gambaran mengenai cara yang dilakukan oleh seorang perempuan kepada Yesus. Perempuan itu mewujudkan kasihnya dengan membawa sebuah buli-buli berisi minyak Narwastu murni yang mahal harganya dan mencurahkannya di atas kepala Yesus. Baginya minyak Narwastu itu adalah miliknya yang berharga, yang ia persembahkan kepada Yesus sebelum kematian-Nya.
Namun, perbuatan kasih itu bukan tanpa halangan dan kritik. Yudas, yang tamak itu mengkritik tindakan perempuan itu dengan dalih memberi kepada orang miskin. Namun, jauh di dalam hatinya ada maksud hendak mengambil uang itu bagi dirinya (Yoh. 12:6). Yesus menolak saran Yudas itu, karena saran itu membungkus ketamakan Yudas. Yesus menolak upaya memanipulasi atau memperalat kemiskinan sesama demi kepentingan sendiri.
Di sini ada dua hal penting, pertama, memberikan yang terbaik. Baik kepada Tuhan maupun sesama sebagai wujud kasih kita. Kedua, upaya manipulasi kemiskinan demi kepentingan diri. Kedua tindakan ini bisa kita lihat dalam masyarakat kita. Terutama dalam menghadapi krisis multidimensi ini, ada bantuan yang diberikan sebagai wujud cinta kasih terhadap sesama, tetapi di pihak lain ada orang tertentu yang memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkaya diri dengan dalih melayani orang miskin. Tindakan yang disebut terakhir ini sudah tentu Tuhan tolak. Tuhan menghendaki pelayanan yang tulus. Pertanyaan bagi kita apakah kita mau melayani sesama kita dengan tulus ikhlas seperti yang dilakukan oleh perempuan ini?
Renungkan: Melayani sesama dengan jujur dan tulus iklas merupakan wujud dari cinta kasih kita sesuai dengan perintah Tuhan. "Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri".
SH: Mrk 14:1-9 - Adakah yang lebih berharga? (Minggu, 29 Maret 2009) Adakah yang lebih berharga?
Jika Anda sangat mengasihi seseorang, akankah Anda memberi sesuatu
yang kurang berharga kepada dia? Tentu tidak. Lal...
Adakah yang lebih berharga?
Jika Anda sangat mengasihi seseorang, akankah Anda memberi sesuatu yang kurang berharga kepada dia? Tentu tidak. Lalu seberapa besar Anda mengasihi Kristus? Pernahkah Anda memberi sesuatu yang sangat berharga kepada Dia?
Sementara para pemimpin agama Yahudi merencanakan pembunuhan Yesus, di tempat lain Yesus menerima peng-hormatan. Penghormatan seperti apa? Seorang wanita mengurapi Yesus dengan menuangkan minyak narwastu murni ke atas kepala-Nya. Mengurapi kepala seorang tamu memang merupakan tanda penghormatan. Namun yang dipakai adalah minyak narwastu murni seharga 300 dinar. Nilai itu setara dengan upah seorang pekerja selama setahun. Betapa mahal! Walau demikian si wanita tidak memperhitungkannya. Apakah kita dapat menyebut tindakan si wanita sebagai pemborosan? Menurut beberapa orang disitu: ya (ayat 4). Mereka tidak melihat alasan yang masuk akal untuk pemborosan itu. Menurut mereka uangnya lebih baik diberikan kepada orang miskin. Lalu apa yang mendorong wanita itu mengorbankan minyak yang berharga demikian mahal? Ia menghormati dan mengasihi Yesus. Ia tidak peduli seberapa banyak yang harus dia korbankan untuk menunjukkan penghormatannya. Lantas bagaimana pendapat Yesus? Ia sangat menghargai tindakan wanita itu. Menurut Yesus, ia telah melakukan yang seharusnya (ayat 6-8). Maka selama Injil diberitakan, peristiwa ini akan selalu diingat (ayat 9).
Bila Anda ada disitu saat itu, bagaimana penilaian Anda terhadap si wanita? Samakah pendapat Anda dengan pendapat para murid? Kita perlu memahami bahwa jika seseorang menyadari keberdosaannya dan memahami anugerah Kristus yang telah mati bagi dia, ia pasti tidak akan lagi merasa bahwa sesuatu terlalu besar atau terlalu mahal untuk dipersembahkan pada Kristus (Mzm. 116:12). Ia tidak akan takut kehilangan segala sesuatu yang sebelumnya dianggap berharga, bila itu dipersembahkan bagi Kristus.
SH: Mrk 14:1-2 - Cinta kekuasaan atau Tuhan? (Kamis, 22 Maret 2012) Cinta kekuasaan atau Tuhan?
Sungguh ironis, menjelang Hari Raya Paskah dan hari Raya Roti tidak beragi para imam kepala dan ahli-ahli Taurat justru m...
Cinta kekuasaan atau Tuhan?
Sungguh ironis, menjelang Hari Raya Paskah dan hari Raya Roti tidak beragi para imam kepala dan ahli-ahli Taurat justru mengadakan pertemuan untuk merencanakan penangkapan dan pembunuhan Yesus dengan tipu muslihat (Mrk. 14:1). Sebagai imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, sesungguhnya mereka tahu betul apa yang seharusnya dipersiapkan menjelang kedua hari raya tersebut (Bil. 28:16-25; Ul. 16:1-8). Seharusnya waktu itu mereka mempersiapkan diri untuk upacara kurban dan mengadakan perkumpulan kudus. Akan tetapi, mereka justru sibuk memikirkan strategi dan waktu yang tepat untuk menangkap dan membunuh Yesus (Mrk. 14:2). Mereka yang selalu berpikir dan menganggap diri sebagai penjaga hukum Allah justru bertindak sebagai pelanggar hukum-hukum Allah. Mereka tidak ingat lagi akan tugas utama sebagai imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat.
Apa yang menyebabkan para imam kepala dan ahli taurat bertindak demikian? Iri hati terhadap Yesus membuat mereka melupakan hukum Taurat yang sangat mereka pegang itu. Yesus dilihat sebagai musuh yang mengancam kedudukan, kuasa dan popularitas mereka. Demi mempertahankan kedudukan, kuasa, dan popularitas, siapapun bisa dibinasakan, sekalipun harus menggunakan cara-cara yang licik dan penuh tipu muslihat. Mereka sama sekali tidak takut akan Allah, sebaliknya yang menjadi fokus mereka adalah pandangan orang banyak supaya posisi, kekuasaan, dan wibawa mereka tetap terpelihara.
Kecintaan terhadap kekuasaan dan popularitas bisa membuat seseorang kehilangan hati nurani bahkan melupakan Tuhan. Apa pun bisa dilakukan untuk mendukung tindakannya termasuk memakai aturan-aturan agama sebagai alat untuk pembenaran. Sebagai seorang pengikut Kristus, kita harus bisa memilih: mana yang paling kita cintai, "Tuhan" atau "kekuasaan dan popularitas"? Kekuasaan dan popularitas bukanlah segala-galanya, tetapi jika kita memiliki itu semua, pergunakan itu sebagai alat untuk melayani Tuhan dan sesama serta bukan untuk memuaskan keinginan diri sendiri.
SH: Mrk 14:1-11 - Ekspresi Hati (Sabtu, 12 Maret 2016) Ekspresi Hati
Istilah "hati" mendapat tempat yang utama dalam Alkitab sebab kata ini dipakai ribuan kali. Hati menunjukkan pusat dari segala aktivita...
Ekspresi Hati
Istilah "hati" mendapat tempat yang utama dalam Alkitab sebab kata ini dipakai ribuan kali. Hati menunjukkan pusat dari segala aktivitas manusia, baik secara emosi, intelektual, maupun moral. Pengamsal sendiri mengatakan bahwa hati merupakan pusat kehidupan manusia (Ams. 4:23). Dengan demikian, segala hal yang baik maupun buruk bersumber pada hati (Mat. 15:18-20; Mrk. 7:2023).
Dalam perikop ini, kita bisa melihat ekspresi hati manusia melalui tindakannya, antara lain: Pertama, hati yang penuh kebencian. Kritikan dan popularitas Yesus telah membuat para agamawan Yahudi sudah kehilangan akal sehat. Mereka merancang plot pembunuhan Yesus dengan cara licik. Para imam kepala dan ahli Taurat tidak berani menangkap Yesus di depan publik sebab mereka takut kepada reaksi masyarakat yang tidak menguntungkan posisi mereka (1-2). Kedua, hati yang tulus. Di zaman itu, minyak narwastu murni sangat mahal. Harganya setara dengan upah kerja seseorang dalam setahun. Minyak ini dipersembahkan seorang wanita tidak dikenal kepada Yesus sebagai persiapan kematian-Nya (3, 6, 8). Karena kasihnya kepada Yesus, ia rela memberikan benda yang paling berharga yang dimilikinya. Perbuatannya itu akan dikenang di sepanjang masa (9). Ketiga, hati yang bodoh. Tindakan wanita tersebut menyulut kemarahan orang di sekitar Yesus (4-5). Mereka hanya memikirkan pekerjaan Allah, tetapi lupa memprioritaskan Yesus. Orang-orang tersebut lupa bahwa orang miskin selalu ada dalam dunia, tetapi Yesus tidak selalu ada bersama mereka, (7). Keempat, hati yang tamak dan egois. Di kalangan dua belas murid Yesus, tugas Yudas Iskariot adalah bendahara. Ia dituduh menggelapkan uang yang dipercaya kepadanya. Ia tidak pernah memikirkan orang lain, kecuali dirinya. Melihat tawaran yang menggiurkan dari para agamawan Yahudi, ia menjadi gelap mata dan bersekongkol dengan mereka. Ia rela melakukan apa pun demi materi meski harus menjual dan mengkhianati guru-Nya (10-11).
Renungkan: Saat melakukan pekerjaan Allah, apa yang terpancar di hati kita?
SH: Mrk 14:1-2 - Persekongkolan Membunuh Yesus (Sabtu, 17 Maret 2018) Persekongkolan Membunuh Yesus
Ada peribahasa: "Bagai musang berbulu ayam", yang berarti orang jahat yang berpenampilan seolah-olah baik. Ada juga ung...
Persekongkolan Membunuh Yesus
Ada peribahasa: "Bagai musang berbulu ayam", yang berarti orang jahat yang berpenampilan seolah-olah baik. Ada juga ungkapan: "Jangan Hidup seperti musang", artinya orang jahat yang pada siang hari tidak kelihatan, tetapi pada malam hari merayap mencari mangsanya. Tampaknya ungkapan tersebut terlihat dalam kehidupan para imam kepala dan ahli Taurat. Mereka adalah pemimpin agama yang kelihatannya hidup suci dan bersih, ternyata memiliki hati yang busuk dan rencana yang jahat untuk membunuh Yesus.
Bacaan hari ini mencatat bahwa dua hari lagi menjelang Hari Raya Paskah dan Roti Tidak Beragi, para imam dan ahli Taurat sudah mengambil keputusan bahwa Yesus harus dibunuh. Karena itu, mereka mencari cara untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan siasat licik.
Hari Raya Paskah dan Roti Tidak Beragi selalu dirayakan bersama-sama. Perayaan Paskah hanya berlangsung sehari, sedangkan Hari Raya Roti Tidak Beragi dirayakan selama tujuh hari (Kel. 12:15; Luk. 22:1). Mereka sepakat bahwa rencana tersebut tidak dilakukan pada waktu perayaan. Mereka menunggu saat yang baik untuk melaksanakan rencana jahat itu. Tentu saja mereka tidak mengerti bahwa mereka tidak dapat menangkap dan membunuh Yesus karena waktu-Nya belum tiba.
Bayang-bayang maut dan salib terus mengintai Yesus selama pelayanan-Nya. Orang-orang jahat di sekitar-Nya merancang kejahatan untuk membunuh-Nya. Dengan tenang Yesus menjalani semuanya dan berjalan menuju jalan salib yang semakin dekat. Jalan Via Dolorosa, yaitu jalan kesengsaraan harus ditempuh-Nya demi keselamatan kita.
Kita sedang berada dalam minggu prapaskah yang mengajak kita untuk merenungkan dan menghayati penderitaan Yesus. Narasi Markus ini merupakan adegan terakhir dari kehidupan dan pelayanan Yesus Orang Nazaret di bumi. Rangkaian peristiwa itu akan menghasilkan penebusan abadi bagi semua orang percaya dan mengajar kita bagaimana bersikap saat mengalami penderitaan hidup. [JEK]
Baca Gali Alkitab 2
Topik mengenai akhir zaman selalu menarik perhatian orang Kristen pada umumnya. Orang biasanya selalu ingin tahu apa yang akan terjadi dan bagaimana terjadi nantinya. Akhir zaman bagai sesuatu yang misterius dan mengundang perhatian orang untuk mencari tahu rahasianya.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apakah hal-hal yang akan menandai kedatangan Anak Manusia? (24-25)
2. Bagaimanakah penggambaran kedatangan Anak Manusia? (26-27)
3. Siapakah yang akan tetap ada pada saat Yesus datang kelak? (27)
4. Bagaimanakah pelajaran tentang pohon ara menjawab pertanyaan para murid dalam ayat 4? (lih. Mrk. 11:12-14, 20-21)
5. Janji apakah yang Yesus berikan dalam ayat 30-31? Bagaimanakah hal ini menghibur atau justru melemahkan para murid?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa Bapa menyimpan rahasia mengenai waktu kedatangan kedua Tuhan Yesus Kristus?
2. Apakah tanggung jawab orang percaya dalam masa penantian kedatangan Tuhan Yesus?
Apa respons Anda?
1. Apakah janji Tuhan dalam ayat 30-31 membawa dampak bagi kehidupan rohani Anda, yang hidup lebih dari 20 abad kemudian?
2. Adakah yang membuat Anda begitu bersemangat menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua?
3. Adakah yang membuat Anda merasa cemas dalam mempersiapkan diri sebelum Tuhan datang untuk kedua kali?
Pokok Doa:
Agar setiap orang Kristen menyambut kedatangan kedua Tuhan Yesus dengan waspada dan berjaga-jaga.
SH: Mrk 14:1-2 - Persiapan Hati dan Pikiran (Sabtu, 16 Maret 2024) Persiapan Hati dan Pikiran
Apa yang terpikir saat kita mengetahui ada pemuka agama yang menjadi otak dari rencana pembunuhan? Pastinya kita marah. Ap...
Persiapan Hati dan Pikiran
Apa yang terpikir saat kita mengetahui ada pemuka agama yang menjadi otak dari rencana pembunuhan? Pastinya kita marah. Apalagi, bila hal itu dilakukan menjelang hari raya.
Alkitab mencatat bahwa dua hari lagi tiba hari raya yang sangat penting bagi orang Yahudi, yaitu Hari Raya Paskah dan Hari Raya Roti Tak Beragi (1a). Hari raya ini mengingatkan pada keselamatan yang Allah berikan kepada nenek moyang mereka. Betapa mengejutkan, imam-imam kepala dan para ahli Taurat justru memikirkan strategi untuk menangkap dan membunuh Yesus (1b). Tidak hanya memikirkannya, tetapi mereka berencana akan melaksanakannya (2).
Hari yang seharusnya membuat mereka mengingat Allah, yang memberikan mereka keselamatan, justru mereka kotori dengan pikiran yang penuh dengan dosa. Tanpa rasa bersalah, mereka justru menggunakan hati mereka untuk mereka-rekakan kejahatan. Bagaikan penjahat yang merencanakan pembunuhan, mereka mencari waktu yang pas untuk menangkap dan membunuh Yesus (2).
Pada satu sisi, kita marah dengan perbuatan mereka. Sebagai pemimpin dan pemuka agama, bukannya mempersiapkan hari raya dengan rasa hormat kepada Allah, mereka malah memikirkan dosa. Pada sisi lain, kita diperhadapkan pada kehendak dan rencana Allah bagi semua orang berdosa. Meski mereka merencanakan yang jahat untuk menangkap dan membunuh Yesus, bahkan merencanakan kapan waktunya, semuanya tetap bergantung pada kedaulatan Allah.
Pertanyaannya, jika di mata kita, mereka begitu berdosa, lalu bagaimana dengan kita sendiri? Hari Paskah seharusnya membawa kita kembali kepada keselamatan dari Allah. Kita yang berdosa didamaikan kembali dengan Allah di dalam Yesus Kristus, Sang Anak Domba yang dikurbankan bagi kita.
Pastikan bahwa pikiran dan hati kita sudah berdamai dengan Allah. Jika belum, datanglah kepada Allah untuk memohon pengampunan-Nya. Sambutlah hari Paskah dengan pikiran dan hati yang diubahkan dan dikuduskan oleh Allah. [MAR]
Baca Gali Alkitab 3
Hari Raya Paskah dan Hari Raya Roti Tidak Beragi adalah dua perayaan yang berbeda, tetapi diperingati pada waktu yang sama. Dua hari sebelum kedua perayaan tersebut, para imam kepala dan ahli Taurat mencari jalan untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat supaya mereka bisa membunuh-Nya.
Rupanya kebencian mereka terhadap Yesus telah begitu mendalam sehingga kematian Yesus menjadi jalan yang mereka pilih untuk memuaskan kebencian itu.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa dua hari raya orang Yahudi yang akan dirayakan pada saat itu? (1a)
2. Apa yang direncanakan oleh imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat terhadap Yesus? (1b)
3. Apa yang hendak mereka hindari dan mengapa? (2)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apa yang harus Anda sadari mengenai kebencian yang dapat merasuki dan merusak hati manusia?
2. Sebagai pemimpin, apa peringatan yang perlu Anda pegang agar Anda tidak jatuh ke dalam kebencian seperti para pemimpin agama Yahudi ini?
Apa respons Anda?
1. Pernahkah Anda membenci seseorang sampai muncul niat atau pikiran untuk mencelakainya? Maukah Anda meninggalkan niat itu dan mengakuinya di hadapan Tuhan?
2. Sebagai pemimpin, bagaimana respons Anda terhadap sesama pelayan Tuhan atau rekan kerja yang mungkin tidak sepemahaman dengan Anda? Apa yang dapat Anda lakukan untuk berdamai dengan diri Anda sendiri dan orang itu?
Pokok Doa:
Mintalah kepada Tuhan kemampuan untuk menguasai diri dan hati agar tidak dikuasai oleh kebencian.
SH: Mrk 14:3-9 - Wujudkan cinta kasih Anda! (Jumat, 23 Maret 2012) Wujudkan cinta kasih Anda!
Kontras dengan kebencian yang ditunjukkan oleh para imam kepala dan ahli-ahli taurat (Mrk. 14:1-2), adalah pernyataan kasi...
Wujudkan cinta kasih Anda!
Kontras dengan kebencian yang ditunjukkan oleh para imam kepala dan ahli-ahli taurat (Mrk. 14:1-2), adalah pernyataan kasih yang sangat besar dari seorang perempuan kepada Yesus. Perempuan itu mencurahkan minyak narwastu murni yang mahal harganya ke atas kepala Yesus (Mrk. 14:3). Namun tindakan itu dianggap pemborosan oleh orang-orang yang hadir bersama Yesus di rumah Simon, si kusta (Mrk. 14:4-5). Apa yang dilakukan oleh perempuan itu merupakan pelayanan kasih kepada Yesus.
Perempuan itu adalah perempuan biasa (dalam Injil Yohanes, nama perempuan yang mengurapi Yesus adalah Maria, tetapi dalam Injil Markus ini hanya disebut sebagai "seorang perempuan"). Namun pujian dan penghargaan yang diberikan Yesus padanya menunjukkan bahwa ia jauh lebih tahu tentang apa yang akan segera terjadi pada diri Yesus (8-9). Ia melakukan sesuatu bagi Yesus dengan mempertaruhkan uang dan reputasinya sebagai wujud pelayanan dan kasihnya kepada Yesus. Bagi dia, Yesus jauh lebih berharga dibanding apa pun juga.
Sikap ini sangat berbeda dengan sikap yang ditunjukkan oleh para imam kepala dan ahli-ahli Taurat dalam perikop sebelumnya, yang menganggap kedudukan dan kuasa jauh lebih berharga di atas segalanya. Itulah sebabnya mereka berencana membunuh Yesus. Begitu pula dengan orang-orang yang hadir saat itu. Mereka menganggap bahwa minyak narwastu terlalu mahal untuk dicurahkan ke atas kepala Yesus. Yang mereka pikirkan hanya uang, yang mereka tutupi dengan alasan untuk membantu orang-orang miskin (5).
Apa yang sudah kita berikan sebagai wujud cinta kasih kita kepada Tuhan? Bersediakah kita mempertaruhkan uang, reputasi, harga diri, bahkan diri kita sebagai wujud pelayanan kasih kita kepada Tuhan? Atau jangan-jangan kita menganggap uang, reputasi, dan harga diri jauh lebih berharga dibanding Yesus? Mari wujudkan kasih kita kepada Tuhan dengan apa yang ada pada kita. Sekalipun kita ditolak, dikecam, bahkan dipandang sebelah mata, kiranya tidak menghalang kita untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan.
SH: Mrk 14:3-9 - Kasih Tulus dan Pelayanan yang Maksimal (Minggu, 18 Maret 2018) Kasih Tulus dan Pelayanan yang Maksimal
Menjelang peristiwa penyaliban-Nya, Yesus mengalami suatu momen indah. Ketika banyak orang mencari cara untuk...
Kasih Tulus dan Pelayanan yang Maksimal
Menjelang peristiwa penyaliban-Nya, Yesus mengalami suatu momen indah. Ketika banyak orang mencari cara untuk menangkap dan membunuh Sang Guru dari Nazaret itu (Mrk. 14:1-2), ternyata masih ada cinta yang ditunjukkan oleh seorang perempuan. Tindakan perempuan itu merupakan ekspresi kasih dan penghargaan kepada Yesus.
Peristiwa itu terjadi di Betania, di rumah Simon, yang dijuluki "Si kusta". Kemungkinan besar ia pernah menderita kusta dan disembuhkan oleh Yesus. Sementara Yesus makan bersama para tamu lainnya, tiba-tiba seorang perempuan masuk dengan membawa buli-buli berisi minyak narwastu. Dia tidak menuangkannya beberapa tetes, tetapi memecahkan leher buli-bulinya dan mencurahkan isinya di atas kepala Yesus (3).
Harga minyak Narwastu itu sekitar Rp30 juta, jika upah pekerja harian pada waktu itu (satu dinar) sebesar Rp100 ribu. Tindakannya itu mendapat respons negatif. Dia dianggap melakukan pemborosan karena uang sebanyak itu bisa diberikan kepada orang miskin. Dan orang-orang yang ada di situ pun mulai memarahinya (4-5).
Akan tetapi, bagi Yesus tindakannya itu merupakan perbuatan kasih, yang jauh dari pemborosan mengingat hari kematian-Nya. Menurut Sang Guru, menolong orang miskin bisa dilakukan kapan saja. Namun, menunjukkan kasih kepada diri-Nya terbatas waktunya (6-9). Cinta kasih tulus sesungguhnya akan mendorong seseorang untuk mempersembahkan yang terbaik, tidak hitung-hitungan atau berpikir soal untung rugi.
Dari tindakan perempuan itu kita bisa belajar bahwa kasih tulus bisa menjadi daya dorong bagi kita untuk melayani Tuhan sebaik dan semaksimal mungkin karena kesempatan untuk itu terbatas. Ketika kita memiliki kesempatan untuk melayani Tuhan, lakukan yang terbaik dalam setiap pelayanan kita. Bukan melayani dengan sisa-sisa waktu, sisa-sisa tenaga, sisa-sisa materi yang kita miliki, melainkan dengan sepenuh hati, jiwa, daya dan upaya. Bagaimanapun, Dia juga sudah mengasihi kita dengan kasih-Nya yang sempurna. Sudahkah yang terbaik kita berikan? [JEK]
SH: Mrk 14:3-9 - Jangan Hitung-hitungan! (Minggu, 17 Maret 2024) Jangan Hitung-hitungan!
Sadar atau tidak, sering kali kita hitung-hitungan dengan Tuhan. Jangankan memberi seluruh harta yang kita miliki, memberikan...
Jangan Hitung-hitungan!
Sadar atau tidak, sering kali kita hitung-hitungan dengan Tuhan. Jangankan memberi seluruh harta yang kita miliki, memberikan waktu khusus untuk-Nya saja berat rasanya. Ini berbeda sekali dengan seorang perempuan yang mengurapi Yesus.
Di rumah Simon di Betania Yesus diurapi oleh seorang perempuan dengan minyak narwastu murni (3). Beberapa orang yang melihat itu menjadi gusar, bukan karena tindakan pengurapannya, melainkan karena harga minyak narwastu yang mahal itu (4-5). Dengan dalih menolong orang miskin, mereka marah terhadap perempuan itu karena menurut mereka itu adalah pemborosan.
Yesus justru memandang bahwa apa yang dilakukan perempuan itu adalah perbuatan yang baik (6). Pada momen ini, Yesus secara tidak langsung memberitahukan apa yang akan Ia alami, yakni kematian dan penguburan-Nya, dan apa yang dilakukan perempuan itu sebagai hal penting yang bisa dilakukan selagi Yesus masih ada bersama mereka (7-8).
Apa yang dilakukan perempuan itu tentu sudah dipersiapkan dan dipikirkannya matang-matang. Pemberian minyak mahal pasti hanyalah diperuntukkan bagi orang yang sangat spesial. Bagi perempuan itu, Yesus jauh lebih berharga daripada minyak narwastu. Puji Tuhan, maksud hatinya untuk melakukan itu semua kepada Yesus telah tersampaikan.
Tindakan perempuan tersebut mengajarkan kepada kita untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Intinya bukan terletak pada seberapa mahal yang kita berikan, melainkan seberapa berharga Yesus di mata kita. Selain itu, kita juga diajar bahwa fokus kita dalam melakukan sesuatu untuk Tuhan adalah penilaian Tuhan sendiri, bukan orang lain. Manusia bisa saja memarahi, mencela, dan menghina apa yang kita lakukan, tetapi selama apa yang kita lakukan sesuai standar Allah, yakni firman Tuhan, kita tidak perlu khawatir.
Jangan hitung-hitungan dengan Tuhan. Berikan yang terbaik dari yang kita miliki, entah itu sumbangan, bantuan partisipasi, atau dukungan pelayanan. Persembahkanlah semuanya untuk kemuliaan nama Tuhan. [MAR]
SH: Mrk 14:10-21 - Jangan mengkhianati Yesus (Senin, 30 Maret 2009) Jangan mengkhianati Yesus
Walau seorang wanita, yang tidak termasuk kedua belas murid, telah
menunjukkan penghormatan tertinggi kepada Yesus, Yu...
Jangan mengkhianati Yesus
Walau seorang wanita, yang tidak termasuk kedua belas murid, telah menunjukkan penghormatan tertinggi kepada Yesus, Yudas melakukan hal sebaliknya. Yudas mengkhianati Yesus. Ia menjalin persepakatan dengan para pemimpin agama Yahudi, yang ingin menangkap Yesus dengan imbalan sejumlah uang (ayat 10-11).
Apakah Yesus mengetahui permufakatan keji itu? Ya. Saat perjamuan malam yang dilakukan bersama murid-murid-Nya, Yesus menyatakan hal itu (ayat 17-18). Tentu saja para murid terkejut dan menanyakan apakah mereka adalah orang yang dimaksud. Tampaknya mereka tidak yakin pada kekuatan iman mereka sendiri. Namun Yesus telah memberikan petunjuk mengenai identitas si pengkhianat itu: ia adalah salah seorang dari kedua belas murid dan saat itu ia sedang makan bersama mereka. Ada juga petunjuk ketiga: si pengkhianat mencelupkan roti ke dalam satu mangkuk dengan Yesus (ayat 18). Petunjuk ini memang tidak secara khusus menyatakan siapa orang yang dimaksud. Namun Yesus ingin menekankan bahwa ia adalah orang yang telah menikmati hubungan dan kedekatan dengan Yesus. Ternyata intensitas pertemuan dengan Yesus tidak membuat Yudas menjadi murid sejati. Ini menjadi peringatan bagi kita bahwa pengetahuan, profesi, keanggotaan gereja, kehadiran dalam ibadah, atau aktivitas pelayanan adalah hal yang sia-sia jikalau hati kita tidak bertobat.
Menurut Yesus, penderitaan yang akan Dia alami memang sudah dinubuatkan sejak zaman dahulu kala (Yes. 53:12). Walau demikian, Yudas tidak bisa dilepaskan dari tanggung jawab atas pengkhianatan terhadap Gurunya. Mengapa? Karena ia tidak ditakdirkan untuk melakukan hal itu. Ia sendiri yang memilih untuk berbuat demikian. Dan memang Tuhan tidak pernah menakdirkan orang untuk berbuat jahat. Karena itu jangan pernah menyalahkan Tuhan ketika kita jatuh ke dalam dosa. Walau Tuhan melihat kita bukan berarti bahwa Dia mengizinkan kita melakukannya. Yang penting adalah segera bertobat!
SH: Mrk 14:10-11 - Cinta uang atau Tuhan? (Sabtu, 24 Maret 2012) Cinta uang atau Tuhan?
Setelah percakapan di Betania, Yudas pergi meninggalkan Yesus dan murid-murid yang lain. Tindakan ini tentu bukan reaksi emosi...
Cinta uang atau Tuhan?
Setelah percakapan di Betania, Yudas pergi meninggalkan Yesus dan murid-murid yang lain. Tindakan ini tentu bukan reaksi emosional karena kecewa terhadap tindakan Yesus, yang memuji seorang perempuan yang mengurapi Dia dengan minyak narwastu murni yang mahal (dalam Yoh. 12:4, orang yang mengecam itu adalah Yudas Iskariot).
Tampaknya Yudas memiliki harapan-harapan tertentu saat mau mengikut Yesus. Namun kemudian ia sadari bahwa harapannya untuk mendapatkan harta saat ikut Yesus jadi sia-sia. Karena itu ia mencari cara untuk mendapatkan uang, sekalipun dengan mengkhianati Yesus. Yudas, yang tahu betul bahwa imam-imam kepala sangat membenci Yesus, mencoba memanfaatkan keadaan ini. Itu sebabnya ia menjumpai para imam untuk menyerahkan Yesus kepada mereka (10). Bak gayung bersambut, tindakan Yudas ini disambut gembira oleh para imam kepala. Rencana jahat mereka untuk menangkap Yesus akan terwujud dengan bantuan salah seorang murid Yesus sendiri. Dengan iming-iming uang, mereka memuluskan rencana jahat mereka, membunuh Yesus (11).
Mengapa Yudas Iskariot tega mengkhianati Yesus? Bukankah ia adalah salah seorang dari kedua belas murid Yesus yang mempunyai hubungan dekat dengan Yesus? Setiap hari ia berjalan bersama-sama Yesus dan melihat karya Allah dalam perkataan dan perbuatan Yesus. Apakah itu berarti Yesus salah memilih murid? Tentu bukan demikian. Namun dalam perjalanan waktu, Yudas memilih membiarkan dirinya dikuasai keinginan untuk mendapatkan uang. Kecintaan Yudas Iskariot terhadap uang telah melumpuhkan hati nuraninya.
Memang setiap orang butuh uang. Dengan uang, segala kebutuhan hidup bahkan semua keinginan kita bisa terpenuhi. Namun kecintaan terhadap uang bisa membuat kita menomorduakan Yesus, bahkan mengkhianati Dia. Uang memang penting, tetapi uang bukanlah segala-galanya. Maka jangan biarkan diri Anda dikuasai dan dikendalikan oleh uang. Pakailah uang itu sebagai alat untuk melayani Tuhan, dan bukan untuk mengkhianati Dia.
SH: Mrk 14:10-11 - Ibadah Bukan Sekadar Pamer (Senin, 19 Maret 2018) Ibadah Bukan Sekadar Pamer
Markus menempatkan kisah pengurapan di Betania (14:3-9) berdampingan dengan kisah pengkhianatan Yudas (10-11). Ironis, Yes...
Ibadah Bukan Sekadar Pamer
Markus menempatkan kisah pengurapan di Betania (14:3-9) berdampingan dengan kisah pengkhianatan Yudas (10-11). Ironis, Yesus diserahkan justru oleh murid-Nya sendiri. Bukankah seharusnya ia, yang telah bersama-sama Yesus dan melihat karya Allah, memiliki relasi yang intim dan menjadi pendukung setia Yesus?
Yudas, yang tahu betul bahwa imam-imam kepala membenci Yesus, justru mengambil kesempatan itu dengan menjumpai para imam untuk menyerahkan gurunya (10). Tak bertepuk sebelah tangan, tawaran Yudas disambut gembira oleh para imam kepala. Dengan janji imbalan uang, Yudas memuluskan rencana jahat mereka untuk menangkap dan membunuh Yesus (11).
Kisah "menjual Yesus" tidak hanya terjadi pada masa lalu. Pada masa kini tak sedikit orang Kristen, yang mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Juru Selamat, juga mengkhianati Yesus. Ada yang "menjual Yesus" demi jodoh, demi karier, pangkat atau jabatan, demi kelancaran usaha, dan masih banyak alasan lainnya. Seperti Yudas yang menganggap bahwa uang lebih berharga dari Yesus dan tega mengorbankan gurunya, Yudas-Yudas masa kini juga menghalalkan segala cara, mengorbankan iman dan orang lain untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Pengkhianatan Yudas mengajar kita untuk tidak sekadar menjadi pengikut Yesus, tetapi harus sungguh-sungguh bertumbuh dalam pengenalan akan Yesus. Sekalipun Yudas telah mengikuti dan melayani bersama Yesus, ia tidak mengenal Yesus dengan sungguh. Bisa jadi harapannya berbeda dengan kehendak Yesus. Menjadi pengikut Yesus tanpa mengenal Yesus dengan benar akan membuat kita gampang goyah dan tergoda tawaran dunia. Kecintaan Yudas terhadap uang dan harapannya yang berbeda dengan kehendak Yesus mengalahkan kecintaannya kepada gurunya dan membutakan hati nuraninya.
Waspadalah! Cintai Yesus lebih dari segalanya karena Dia lebih berharga dari segalanya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? (Mat. 16:26). Ya, apakah gunanya? [JEK]
SH: Mrk 14:10-11 - Jangan Berkhianat! (Senin, 18 Maret 2024) Jangan Berkhianat!
Seorang sahabat sejatinya tidak akan berkhianat. Ia akan selalu menaruh belas kasih terhadap sahabatnya. Pernyataan ini jauh berbe...
Jangan Berkhianat!
Seorang sahabat sejatinya tidak akan berkhianat. Ia akan selalu menaruh belas kasih terhadap sahabatnya. Pernyataan ini jauh berbeda dengan bacaan kita hari ini.
Seorang murid Yesus yang bernama Yudas Iskariot mengkhianati-Nya. Yudas tahu persis bahwa imam-imam kepala sangat membenci Yesus. Ia mendatangi mereka dengan tujuan untuk menyerahkan Gurunya (10). Imam-imam kepala tentu saja menyambutnya dengan gembira. Tidak hanya itu, mereka pun menjanjikan sejumlah uang untuk diberikan kepada Yudas Iskariot (11).
Tindakan yang dilakukan oleh Yudas jelas merupakan pengkhianatan. Seorang murid yang sudah hidup bertahun-tahun bersama dengan Yesus malah tega menyerahkan-Nya. Entah karena sejumlah uang, atau karena niat untuk memamerkan kuasa Gurunya, ia rela menjual Yesus, yang sudah mengajar dan mendidik dirinya hingga seperti saat itu. Ironis memang, tetapi itulah kenyataan yang terjadi.
Hal ini mengingatkan kita bahwa kita pun berpeluang untuk mengkhianati Yesus. Demi jodoh, karir, atau harta kita bisa saja meninggalkan Tuhan Yesus. Pada masa kini, tidak sedikit orang percaya yang dibutakan oleh harta dan kenyamanan dunia, seakan-akan relasi yang terbangun bertahun-tahun dengan Tuhan Yesus tidak lagi berarti. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya pengenalan yang benar tentang pribadi Tuhan Yesus serta adanya motivasi yang salah dalam mengikut Dia.
Mari kita belajar dari kegagalan sang murid Yesus ini. Yudas gagal dalam mengenal Tuhan Yesus dengan benar. Jangan sampai kita pun gagal mengenal siapa Yesus. Dialah Guru Agung kita, Dialah juga Juru Selamat kita. Tujuan Dia menjadikan kita sebagai murid-Nya adalah untuk melakukan kehendak dan rencana Allah, bukan untuk mendapatkan kekayaan, kebanggaan, atau kenyamanan dunia.
Milikilah motivasi yang benar saat kita mengikut Yesus. Jadilah murid Yesus yang mengasihi Dia dan menghidupi teladan pelayanan-Nya. Jangan berkhianat! Setialah mengikut Tuhan sampai akhir hidup kita! [MAR]
SH: Mrk 14:12-25 - Pengkhianatan seorang murid (Sabtu, 12 April 2003) Pengkhianatan seorang murid
"Musuh dalam selimut!" Perkataan ini mengena pada kelompok Yesus
dan murid-murid-Nya. Yudas Iskariot, salah seorang ...
Pengkhianatan seorang murid
"Musuh dalam selimut!" Perkataan ini mengena pada kelompok Yesus dan murid-murid-Nya. Yudas Iskariot, salah seorang dari murid Yesus telah berketetapan hati untuk menyerahkan Yesus kepada para pemimpin Yahudi di Yerusalem dengan imbalan tiga puluh keping perak. Dan ternyata Yesus tahu rencana itu.
Namun, sebelum peristiwa itu terjadi, Yesus membuat perjamuan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Nya, ternyata Yesus mengetahui rencana jahat tersebut. Karenanya dalam perjamuan itu, Yesus memberitahukan bahwa di antara mereka ada yang akan menyerahkan Dia. Pemberitahuan itu membuat para murid terkejut karena orang yang menyerahkan Yesus itu justru "orang dalam" sendiri.
Yudas Iskariot memang pandai bersandiwara di hadapan Yesus dan teman-temannya. Di hadapan Yesus, ia berlaku sebagai sahabat bahkan seorang murid, tetapi di belakang ia siap menikam Yesus. Mungkin tepat bila kita katakan Yudas Iskariot adalah serigala berbulu domba. Sikap ini membuktikan bahwa sesungguhnya Yudas itu berwajah ganda.
Sikap Yudas ini dicela oleh banyak orang. Tetapi sikap yang demikian juga tercermin dari orang-orang Kristen pada masa kini. Memang banyak orang telah menjadi Kristen, dibaptis dan mengikuti perjamuan kudus, sebagai tanda persekutuan dengan Tuhan. Tetapi masih melakukan perbuatan-perbuatan yang menikam Yesus dari belakang. Sikap ganda ini membuat kita menjadi orang munafik dan harus disingkirkan. Tuhan menghendaki agar kita sungguh-sungguh menyerahkan seluruh eksistensi diri kita kepada-Nya. Apakah kita dengan sungguh-sungguh telah menyerahkan diri kepada Kristus?
Renungkan: Penyerahan diri yang mutlak kepada Tuhan merupakan sikap seorang murid yang sejati.
SH: Mrk 14:12-21 - Teguran? Bukti cinta (Senin, 26 Maret 2012) Teguran? Bukti cinta
Mengapa Yesus membiarkan Yudas Iskariot mengkhianati Dia? Benarkah Yudas Iskariot ditakdirkan untuk mengkhianati Yesus agar Yesu...
Teguran? Bukti cinta
Mengapa Yesus membiarkan Yudas Iskariot mengkhianati Dia? Benarkah Yudas Iskariot ditakdirkan untuk mengkhianati Yesus agar Yesus dapat menyelamatkan manusia? Sampai saat ini masih banyak orang yang menganggap tindakan pengkhianatan Yudas Iskariot sebagai cara Allah untuk menyelamatkan manusia. Sebab jika Yudas tidak mengkhianati Yesus, maka Yesus tidak akan mati di kayu salib dan itu berarti manusia tidak diselamatkan. Namun benarkah demikian?
Pandangan itu jelas keliru. Tuhan tidak menakdirkan seorang pun mengkhianati Dia. Secara terbuka, Yesus mengingatkan bahwa di antara para murid akan ada seseorang yang mengkhianati Dia. Yudas mengerti siapa yang dimaksud oleh Yesus (18). Apalagi kemudian Yesus menubuatkan secara spesifik tentang orang yang akan menyerahkan Dia, yaitu orang yang mencelupkan roti ke dalam pinggan yang sama dengan Yesus (19). Yesus menyatakan bahwa tanpa pengkhianatan Yudas pun, Ia tetap akan mati sebagaimana yang telah dinubuatkan tentang Yesus. Namun jika Yudas mengkhianati Yesus maka ia akan celaka. Kerasnya hukuman yang akan diterima oleh Yudas digambarkan dengan ungkapan "adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan (21). Sayangnya kesempatan-kesempatan yang diberikan Yesus disia-siakan oleh Yudas. Bukti cinta kasih yang Yesus tunjukkan pada Yudas melalui makan paskah bersama, mencelupkan roti dalam satu pinggan, sampai peringatan yang sangat keras sekalipun tidak membuat Yudas bertobat. Kekerasan hatinya membuat ia buta dan tidak peka terhadap suara Tuhan, yang mengasihi dia.
Tuhan tidak akan pernah membiarkan Yudas -atau siapapun pengikut-Nya- untuk mengkhianati Dia. Ia tidak ingin manusia hancur karena memilih jalan yang keliru. Namun di sisi lain, kita diberi kehendak bebas untuk menentukan jalan yang akan kita tempuh. Ia hanya memberitahukan konsekuensi dari setiap pilihan. Adakalanya ia menegur dengan keras supaya kita tidak salah jalan. Karena itu, jika Tuhan menegur, jangan keraskan hati. Itu bukti cinta-Nya yang luar biasa kepada kita.
SH: Mrk 14:12-21 - Peran Ironis (Senin, 14 Maret 2016) Peran Ironis
Perayaan Roti Tidak Beragi mengingatkan karya penebusan Allah bagi bangsa Israel dari perbudakan di Mesir (Kel. 12). Dalam merayakannya,...
Peran Ironis
Perayaan Roti Tidak Beragi mengingatkan karya penebusan Allah bagi bangsa Israel dari perbudakan di Mesir (Kel. 12). Dalam merayakannya, keluarga-keluarga Yahudi akan mempersiapkan perjamuan makan dengan liturgi yang disusun untuk mengingat momen penebusan itu. Dalam liturgi, biasanya akan ada pembacaan Mazmur 113-118 serta sesi tanya jawab antara ayah dengan anak sulung laki-laki tentang berbagai elemen dalam perjamuan tersebut. Seperti itu juga yang akan dilakukan Yesus dan para murid-Nya.
Dalam merayakan Paskah, Yesus bersama para murid mempersiapkan acara perjamuan makan (12-16). Petrus dan Yohanes diminta Yesus untuk mempersiapkan tempat (Mrk. 14:12; band. Luk. 22:8). Seorang pembawa kendi dipakai Tuhan untuk menunjukkan jalan menuju rumah yang akan dipakai untuk tempat perjamuan makan Paskah itu (13). Lalu sang pemilik rumah dipakai Tuhan untuk menyediakan rumahnya (14-15). Yesus, kedua murid, pembawa kendi, dan pemilik rumah punya peran di dalam acara perjamuan Paskah di malam itu.
Pada malam itu, Yesus menyebutkan satu orang lain lagi yang berperan ironis. Orang tersebut adalah orang yang nantinya akan menyerahkan Yesus (18). Orang ini disebut berperan ironis karena ia salah satu dari para murid (20) yang makan bersama dengan Yesus malam itu (18), bahkan mencelupkan roti dalam satu pinggan dengan Yesus (20). Dialah Yudas Iskariot. Jika Yohanes, Petrus, pembawa kendi, dan pemilik rumah meresponi Paskah dengan ketaatan kepada Tuhan, namun Yudas meresponinya dengan pengkhianatan. Kedekatannya dengan sang Penebus tidak membuatnya memahami lebih mendalam siapa sang Guru Agung itu. Pengalamannya bersama sang Juruselamat tidak membuatnya menjadi lebih peka dan taat, malahan berkhianat. Kiranya bukan demikian yang terjadi dalam kerohanian kita.
Renungkan: Ketika kita semakin dekat dengan sang Juruselamat, maka kita seharusnya semakin taat dan hormat kepada-Nya. [MF]
SH: Mrk 14:12-21 - Ketika Tuhan Menegur (Selasa, 20 Maret 2018) Ketika Tuhan Menegur
Yesus ingin merayakan Paskah bersama para murid-Nya sebelum penyaliban-Nya. Ia mengutus dua murid ke kota untuk mempersiapkan pe...
Ketika Tuhan Menegur
Yesus ingin merayakan Paskah bersama para murid-Nya sebelum penyaliban-Nya. Ia mengutus dua murid ke kota untuk mempersiapkan perjamuan Paskah dengan beberapa pesan. Ternyata semuanya telah disiapkan-Nya dengan saksama. Hal itu membuktikan bahwa Dia mengatur segala peristiwa dan semuanya berada dalam kedaulatan-Nya (12-16).
Sewaktu makan Yesus lugas bicara soal pengkhianatan yang akan dilakukan salah seorang murid. Yudas tentu saja mengerti siapa yang dimaksud Sang Guru (18). Apalagi, Yesus kemudian menubuatkan secara spesifik tentang orang yang akan menyerahkan Dia, yaitu orang yang mencelupkan roti ke dalam pinggan yang sama dengan Yesus (19-20).
Banyak orang berpendapat, pengkhianatan Yudas adalah cara Allah untuk menyelamatkan manusia. Jika Yudas tidak berkhianat, itu anggapan mereka, maka Yesus tidak akan disalibkan. Pendapat ini jelas salah. Tuhan tidak pernah menetapkan seorang pun untuk mengkhianati Dia. Yesus menegaskan, tanpa pengkhianatan Yudas pun, Ia tetap mati sebagaimana dinubuatkan.
Yudas dengan keinginan sendiri menyerahkan Yesus. Sang Guru sudah memperingatkannya. Sayangnya, peringatan dan bukti kasih yang ditunjukkan Yesus dengan makan Paskah-walau Dia tahu Yudas akan berkhianat-tidak membuatnya bertobat. Kekerasan hati membuat ia buta dan tidak peka terhadap suara Tuhan. Yesus mengucapkan kata "celaka" juga bukan untuk mengutuk Yudas, namun untuk menegaskan dengan penuh kesedihan bahwa Si Pengkhianat tetap bersalah. Itu diungkapkan dengan "lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan" (21).
Tuhan tidak pernah menginginkan seorang pun menjadi celaka karena salah jalan. Namun, kita diberi kehendak bebas dalam memilih. Ia hanya memberitahukan konsekuensi setiap pilihan. Kadang ia menegur dengan keras supaya kita tidak salah jalan. Karena itu, jika Tuhan menegur, janganlah kita mengeraskan hati. Sebab itu bukti nyata kasih-Nya! [JEK]
SH: Mrk 14:12-21 - Harus Terjadi! (Selasa, 19 Maret 2024) Harus Terjadi!
Sesuai tradisi, orang Yahudi akan mengadakan perjamuan makan Paskah. Demikian pula Yesus dan murid-murid-Nya.
Yesus memberi perintah ...
Harus Terjadi!
Sesuai tradisi, orang Yahudi akan mengadakan perjamuan makan Paskah. Demikian pula Yesus dan murid-murid-Nya.
Yesus memberi perintah kepada dua orang murid-Nya supaya pergi ke kota untuk mempersiapkan perjamuan Paskah (13-15). Mereka pun pergi sesuai yang diperintahkan Yesus, dan benarlah, semua sudah tersedia persis seperti yang Yesus katakan (16).
Tiba saatnya Yesus dengan kedua belas murid-Nya makan bersama (17). Di tengah suasana perjamuan makan, Yesus mengungkapkan bahwa ada salah seorang di antara mereka yang akan menyerahkan Dia (18). Suasana menjadi sedih dan satu per satu murid-murid itu mulai menyangkalnya (19). Yesus hanya memberi tanda bahwa orang itu ada di antara mereka dan begitu dekat dengan-Nya (20).
Tidak disebutkan siapa murid yang akan mengkhianati Yesus. Meski demikian, perkataan Yesus yang begitu lugas menjadi tanda bagi murid-murid bahwa ini bukanlah hal main-main. Nada kekecewaan dan kesedihan tersirat dari setiap kata yang keluar dari mulut Yesus, "celakalah orang yang membuat Anak Manusia itu diserahkan" (21). Seorang dari murid-murid yang dipanggil dan dikasihi-Nya, yang begitu dekat dengan Gurunya, akan menyerahkan Dia.
Yesus tahu betul bahwa semua itu memang harus terjadi sesuai kehendak dan rencana Allah Bapa. Ia harus menanggung semua itu. Sudah waktunya Ia menggenapi janji Allah kepada umat-Nya. Mesias harus diserahkan dan mati untuk menebus manusia yang berdosa. Ia menerima semua itu karena kasih-Nya yang begitu besar kepada kita.
Namun ironisnya, kita masih sering kali mengeluh atas ketidaknyamanan atau kesulitan yang kita alami. Padahal, pergumulan kita sebagai orang Kristen tidak akan sebanding dengan penderitaan Yesus, Tuhan dan Juru Selamat kita.
Berbagai macam hal bisa terjadi dalam hidup kita, baik hal yang menyenangkan maupun yang mengecewakan. Namun, di balik semua itu, percayalah ada rencana Allah yang indah. Sekarang sama seperti Yesus, bagian kita adalah taat dan setia. [MAR]
Utley: Mrk 14:1-2 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mr 14:1-21 Hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat men...
NASKAH NASB (UPDATED): Mr 14:1-2
1 Hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat, 2 sebab mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat."
Mr 14:1 "Hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi" Awalnya ini adalah dua perayaan terpisah yang memperingati peristiwa yang sama, tulah terakhir yang menyebabkan Firaun mengijinkan bangsa Ibrani untuk meninggalkan Mesir. Persyaratan untuk perjamuan Paskah ditemukan di Kel 12:1-14,21-28,43-51. Prosedur untuk perayaan tujuh hari Roti Tidak Beragi ditemukan di Kel 12:8,15-20 (lih. Bil 28:16-25, Ul 16:1-8, dan Peninggalan Kuno dari Josephus 3.10.5).
□ "dua hari lagi" Karena ada dua pesta yang digabungkan, orang-orang Yahudi kadang-kadang merujuk keseluruhan periode itu sebagai "Paskah." Oleh karena itu, tidaklah pasti apakah "dua hari" tersebut berarti (1) dua hari sebelum pesta delapan hari atau (2) dua hari sebelum Paskah itu sendiri.
Yohanes Mr 12:1-8 menyatakan ini terjadi pada hari yang berbeda; ayat Mr 14:3 dst mungkin adalah kilas balik. Kronologi hari-hari terakhir kehidupan Yesus dicatat secara berbeda oleh keempat penulis Injil. Menurut pendapat saya gereja mula-mula menyadari perbedaan antara empat Injil ini, tetapi tidak mencoba untuk menyelaraskan mereka. Perbedaan ini disebabkan oleh (1) sifat saksi mata dari tulisan-tulisan tersebut dan (2) maksud tujuan teologis/penginjilan dari setiap penulis secara individu. Mereka masing-masing memiliki kebebasan (di bawah inspirasi) untuk memilih, menyesuaikan, dan mengatur ajaran dan tindakan Yesus agar sesuai dengan tujuan dan kelompok sasaran mereka (lih. Gordon Fee dan Stuart Doug, Bagaimana Membaca Alkitab Untuk Memperoleh Semua Nilainya, hal 126 -129).
□ "imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat" Matius menambahkan "tua-tua," yang merupakan sebutan penuh untuk Sanhedrin. Lihat Topik Khusus pada Mr 12:13.
□ "untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat" Ini bukanlah sesuatu yang baru (lih. Mr 3:6; 11:18), tetapi tindakan Yesus dalam menerima peneguhan orang banyak saat Masuk dengan Kemenangan ke Yerusalem dan pembersihan-Nya atas Halaman Bangsa-bangsa Lain dari para pedagang telah memeteraikan nasib-Nya baik di tangan orang Farisi maupun Saduki.
Mr 14:2 "supaya jangan timbul keributan di antara rakyat" Yesus sangat populer di Galilea. Selama Paskah, Yerusalem membengkak menjadi tiga kali lipat populasi normal nya dengan kedatangan para peziarah dari seluruh wilayah Mediterania, banyak di antaranya berasal dari Galilea. "Keributan" yang mungkin timbul ini disebutkan di Mat 26:5; 27:24.
Utley: Mrk 14:3-9 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mr 14:3-93 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa...
NASKAH NASB (UPDATED): Mr 14:3-9
3 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus. 4 Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: "Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? 5 Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Lalu mereka memarahi perempuan itu. 6 Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. 7 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. 8 Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku. 9 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."
Mr 14:3 "Betania" Sebuah kota di punggung bukit yang dikenal sebagai Mt. Zaitun, tidak jauh dari Yerusalem ini adalah tempat yang populer bagi peziarah untuk tidur selama tiga perayaan wajib tahunan. Setiap keluarga Yahudi yang tinggal dekat dengan Yerusalem secara kultural wajib untuk membuka rumah mereka bagi para peziarah.
□ "Simon si kusta" Dalam PL kusta adalah tanda ketidaksenangan Allah. Penyakit ini memiliki konsekuensi sosial yang mengerikan. Pria ini tampaknya telah disembuhkan, mungkin oleh Yesus. Kusta di dunia kuno menggabungkan berbagai macam penyakit kulit (lih. Im 13; 14), bukan hanya kusta modern kita.
Paralelnya dalam Yoh 12:2-8 menunjukkan bahwa ini adalah rumah Lazarus dan bahwa Maria, saudaranya, adalah si wanita itu. Mungkinkah Simon adalah ayah mereka yang sebelumnya Yesus disembuhkan?
□ "sedang duduk makan" Mereka tidak menggunakan kursi, tetapi berbaring menyamping pada tiga meja rendah yang membentuk seperti tapal kuda, bertopang pada siku kiri mereka sementara kaki mereka ada di belakang mereka.
□ "datang seorang perempuan" Luk 7:36-50 mencatat subuah pengalaman pengurapan yang sangat mirip di tempat yang sama, tetapi oleh seorang wanita berdosa. Yoh 12:3 menyebut nama wanita ini adalah Maria, saudara Lazarus, tapi Markus, tidak menyebutkan nama. Markus yang menulis begitu dini, mungkin takut untuk mengidentifikasi diri perempuan tersebut sebagai pengikut Yesus, sementara Yohanes, yang menulis jauh dikemudian hari, merasa bebas untuk menyebutkan namanya (lih. karya Lenski, Injil St Markus).
Ini sungguh merupakan suatu tindakan penuh kasih yang indah yang melambangkan penguburan Yesus yang mendekat.
- NASB "suatu botol pualam kecil"
- NKJV "botol pualam"
- NRSV, TEV, NJB "buli-buli pualam"
Ini adalah sebuah wadah tertutup dari batu berwarna putih susu yang berasal dari Alabastron, sebuah kota di Mesir. Setelah dibuka wadah ini tidak dapat disegel kembali. Yoh 12:3 memberitahukan pada kita wadah itu berisi satu pon penuh (sekitar 450 gram). Hal ini bisa sajamerupakan mahar pernikahannya. Ini jelas merupakan tindakan kasih dan pengabdian yang luar biasa.
- NASB "minyak narwastu murni yang mahal harganya"
- NKJV "minyak narwastu yang sangat mahal harganya "
- NRSV "minyak olesan narwastu yang sangat mahal harganya"
- TEV "minyak wangi yang sangat mahal yang terbuat dari narwastu murni"
- NJB "minyak olesan yang sangat mahal, narwastu murni"
Narwastu dibuat dari akar ssuatu tanaman dari Himalaya. Minyak ini memiliki aroma yang sangat kuat. Kata "murni" ini adalah pistikos, yang menyiratkan suatu kualitas yang dapat dipercaya (yaitu, "asli" atau "tidak dicampur," lih. Yoh 12:3.).
Istilah ―narwastu― ini mungkin dari bahasa Latin (lih. A.T. Robertson dalam Kata Kiasan dalam Perjanjian Baru vol. 1 hal. 380.). Injil Markus memiliki lebih banyak kata dan frasa Latin daripada Injil lain. Tampaknya ini ditargetkan ke orang Romawi.
□ "ke atas kepala Yesus" Injil Yohanes memberitahukan pada kita bahwa narwastu tersebut dituangkan di atas kaki-Nya (lih. Yoh 12:3). Mungkin keduanya adalah benar karena minyak sebanyak satu pon (450 gr) akan terlalu banyak untuk hanya mengurapi kepala-Nya, bahkan dengan mudah minyak sebanyak itu bisa mengurapi seluruh tubuh-Nya.
Ada kemungkinan bahwa yang diurapi di kepala akan mengingatkan orang-orang Yahudi akan pengurapan seorang Raja (lih. 1Sam 10:1; 2Raj 9:3,6 dan tersirat dalam 1Sam 16:13). Ini mungkin merupakan simbol kerajaan Mesianik yang sekaligus juga merupakan prosedur/nubuatan pemakaman (lih. Mr 15:46; 16:1, Luk 23:56, Yoh 19:39-40).
Mr 14:4 "ada orang" Yoh 12:4-5 mengidentifikasi si penanya tersebut sebagai Yudas Iskariot. Rupanya murid-murid Yesus sedang mendiskusikan hal ini di antara mereka sendiri (lih. Mr 9:10; 10:26; 11:31; 12:7; 16:3).
□ "yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain" Ini adalah sebuah IMPERFECT PERIPHRASTIC. Para murid berbicara di antara mereka sendiri dan menyesalkan pemborosan wanita itu. Mereka marah, bahkan geram. Istilah ini digunakan untuk sikap Yesus di Mr 10:14 terhadap para murid yang mengusir anak-anak pergi.
□ "mungkin telah dijual lebih dari tiga ratus dinar" Perbandingan moneter modernnya tidak bisa membantu karena adanya perubahan daya beli dari uang. Satu dinar adalah upah harian seorang prajurit atau buruh; karena itu, minyak ini harganya hampir sebesar upah setahun.
Mr 14:5 "uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin" Hal ini disebut sedekah.
Mr 14:6 "Biarkanlah dia" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE IMPERATIVE. Yesus membela tindakan kasih dan keramahan ini. Ia melihatnya sebagai suatu tindakan profetik dari persiapan kematian dan penguburan-Nya yang mendekat dengan cepat (lih. ay. Mr 14:8).
Mr 14:7 "Karena orang-orang miskin selalu ada padamu" Ini bukan komentar yang meremehkan orang miskin (lih. Ul 15:4,11), namun penekanan pada keunikan Yesus dan waktu khusus-Nya di bumi .
Mr 14:8 "Tubuh-Ku telah diminyakinya" Mungkinkah perempuan ini telah memahami apa yang tidak dipahami para murid? Jenis parfum yang sama digunakan dalam persiapan penguburan (lih. Yoh 19:40).
Mr 14:9 "Sesungguhnya" Ini secara harfiah adalah "amin." Lihat Topik Khusus pada Mr 3:28.
□ "di mana saja Injil diberitakan" Injil menunjuk pada berita yang Yesus ajarkan tentang Tuhan, tentang kemanusiaan, tentang dosa, tentang diriNya, tentang keselamatan, dan tentang akhirat. Yesus mengungkapkan kebenaran ini kepada para penulis PB yang terinspirasi melalui perantaraan Roh. Injil adalah perwahyuan bukan penemuan manusia. Wahyu ini terutama adalah mengenai seseorang dan suatu hubungan dengan orang itu, tidak hanya suatu kredo atau suatu sistem doktrin tentang orang itu. Ini melibatkan hubungan pribadi dengan Kristus oleh iman dan pemahaman tentang siapa Dia dan mengapa Ia datang, yang mengarah pada kehidupan yang serupa dengan Kristus dalam terang dari hubungan baru dengan Allah dan pandangan dunia yang sama sekali baru ini.
□ "di seluruh dunia" Yesus mengharapkan Injil untuk meresap ke seluruh dunia (lih. Mr 13:27 dan Mat 28:19-20; Luk 24:46-47, Kis 1:8).
□ "apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia" Yesus tidak melupakan tindakan kebaikan dan pengabdian. Yang satu ini dicatat dalam Alkitab, tetapi banyak yang lain disimpan di hati Tuhan dan akan diungkapkan pada hari yang agung itu (lih. Gal 6:7-9; 1Tim 5:25; Wahy 14:13; juga Mr 2:1,19; 3:8).
Utley: Mrk 14:10-11 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mr 14:10-1110 Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud unt...
NASKAH NASB (UPDATED): Mr 14:10-11
10 Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. 11 Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
Mr 14:10 "Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu" Ada beberapa teori tentang Iskariot (kata ini dieja secara berlainan dalam berbagai naskah kuno Yunani).
Ini bisa merujuk pada:
- 1. orang dari Keriot, sebuah kota di Yehuda
- 2. orang dari Kartam, sebuah kota di Galilea
- 3. kantong yang digunakan untuk membawa uang
- 4. kata Ibrani untuk "mencekik"
- 5. kata Yunani untuk pisau pembantai
Jika # 1 adalah benar, maka ia adalah satu-satunya orang Yudea dalam Dua Belas Murid tersebut. Jika # 4 atau # 5 benar, ia adalah seorang yang fanatik seperti Simon.
Baru-baru ini ada diluncurkan sebuah buku yang menarik, tapi sangat spekulatif (mendepresiasikan Injil Yohanes), yang menafsirkan Yudas secara positif. Buku ini berjudul Yudas, Pengkhianat atau Teman Yesus? oleh William Klassen Press, Fortress, 1996.
□ "salah seorang dari kedua belas murid itu" Ia adalah anggota dari murid-murid yang dipilih oleh Yesus sendiri. Ia adalah bagian dari perjalanan misi dan hadir pada sesi-sesi pengajaran, mukjizat, dan Perjamuan Terakhir Yesus.
Frasa ini memiliki DEFINITIVE ARTICLE ―seorang.― Ada beberapa saran mengenai arti dari hal ini: (1) Yudas adalah seorang pemimpin dari kelompok Kerasulan tersebut. Ia mengelola keuangan bagi kelompok tersebut dan ia memiliki kursi kehormatan pada Perjamuan Terakhir atau (2) ini merujuk pada persungutan dalam ay. Mr 14:4.
□ "pergilah… kepada imam-imam kepala" Luk 22:4 menambahkan dan "pengawal Bait Allah." Yudas bertanya berapa banyak mereka akan memberinya (lih. Mat 26:15). Ini adalah harga dari seorang budak luka kena tanduk (lih. Kel 21:32; Za 11:12.).
Matius 26:16 memberitahukan pada kitabahwa harganya adalah "tiga puluh keping perak." Ini menggenapi nubuat Za 11:12-13 (lih. Mat 27:9-10). Yesus adalah "Gembala" yang ditolak.
Para penulis Injil mengutip pasal Mr 9; 10; 11; 12; 13; 14 dari Zakharia sebagai sumber atau tipologi profetik sehubungan dengan pelayanan Yesus.
- 1. Mat 21:4-5 mengutip Za 9:9
- 2. Mat 24:3 mengutip Za 12:10
- 3. Mat 26:15 mengutip Za 11:12-13
- 4. Mat 26:31 mengutip Za 13:7
- 5. Mat 27:9-10 mengutip Za 11:12-13
□ "menyerahkan" Ini adalah istilah Yunani "untuk mindah tangankan" (paradidēmi). Alkitab bahasa Inggris selalu menerjemahkannya "mengkhianati," tapi ini bukan suatu arti yang mapan. Kata ini dapat memiliki arti positif yaitu "mempercayakan" (lih. Mat 11:27) atau "memulihkan" atau "memerintahkan" (lih. Kis 14:26; 15:40) namun juga pengertian negatif yaitu "menyerahkan seseorang ke pihak yang berwenang" atau "menempatkan seseorang di tangan Setan" (lih. 1Kor 5:5; 1Tim 1:20), atau bagi Tuhan untuk berpaling dan membiarkan seseorang tinggal dalam penyembahan berhalanya sendiri (lih. Kis 7:42). Jelaslah di sini bahwa kontekslah yang harus menentukan arti dari kata kerja yang umum ini. Pengkhianatan cocok dengan tindakan Yudas.
Mr 14:11 "mereka sangat gembira" Tidaklah dikatakan bahwa mereka terkejut. Motivasi Yudas telah selalu menjadi sumber spekulasi. Para pemimpin agama pasti telah melihat pembelotan dari kelompok Kerasulan ini sebagai pembenaran dari rencana pembunuhan licik mereka!
□ "kesempatan yang baik" Luk 22:6 menambahkan "tanpa setahu orang banyak." Mereka takut akan popularitas Yesus di kalangan peziarah Galilea yang hadir di Yerusalem untuk perayaan tersebut (lih. Mr 11:18; 12:12; Mat 26:5; 27:24).
Utley: Mrk 14:12-16 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mr 14:12-1612 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid- murid Yesus...
NASKAH NASB (UPDATED): Mr 14:12-16
12 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid- murid Yesus berkata kepada-Nya: "Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" 13 Lalu Ia menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kota; di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia 14 dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru: di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku? 15 Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah ruangan atas yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!" 16 Maka berangkatlah kedua murid itu dan setibanya di kota, didapati mereka semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah.
Mr 14:12 "hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi" Ada masalah besar mengenai di hari yang mana Tuhan dan murid-murid-Nya makan Perjamuan Terakhir, Nisan tanggal 13 atau 14. Yohanes tampaknya menyiratkan tanggal 13 (lih. 18:29, 19:14,31,32), sedangkan Injil Sinoptik menyatakan tanggal 14.
Mungkin perbedaannya adalah terkait dengan:
- 1. penggunaan kalender Romawi versus kalender bulan Yahudi
- 2. cara yang berbeda untuk memulai hari, yaitu malam bagi orang Yahudi vs pagi untuk orang Romawi
- 3. bukti bahwa masyarakat Laut Mati, yang mengikuti kalender matahari, memiliki Paskah sehari lebih awal sebagai simbol penolakan terhadap kepemimpinan imam di Yerusalem
Keempat Injil adalah saksi mata tertulis untuk tujuan teologi dan penginjilan. Para penulis tersebut memiliki hak, di bawah inspirasi, untuk memilih, menyesuaikan, dan menyusun kehidupan dan kata-kata Yesus. Ini berlaku untuk sebagian besar kesulitan yang dirasakan dalam catatan Injil (lih. Kara Fee dan Stuart, Bagaimana Membaca Alkitab Untuk Memperoleh Semua Nilainya, hal 126-129). Fakta yang sama bahwa mereka berbeda justru berbicara tentang keaslian mereka. Gereja mula-mula menerima ke empat versi ini tanpa berusaha menyelaraskannya (kecuali untuk Diatessaron dari Tatianus pada akhir abad kedua).
Secara hermeneutika Injil harus ditafsirkan dalam terang konteksnya sendiri (maksud dari penulisnya) dan tidak diperbandingkan dengan Injil lain, hanya untuk mendapatkan informasi sejarah lebih lanjut.
Mr 14:13 "dua orang murid-Nya" Luk 22:8 mengatakan bahwa ini adalah Petrus dan Yohanes. Dari sumber kerabian kita tahu bahwa hanya dua orang dari tiap rumah tangga yang diperbolehkan masuk dalam bait Allah untuk mempersembahkan anak domba dengan bantuan seorang imam.
□ "kamu akan bertemu dengan seorang (laki-laki) yang membawa kendi berisi air"" Adalah suatu hal yang sangat tidak lazim dalam budaya ini bagi seorang pria untuk membawa air dan khususnya untuk membawanya dalam kendi. Jika orang perlu untuk membawa air dalam jumlah besar mereka menggunakan kulit domba atau kambing, bukan kendi tanah liat. Ini adalah satu lagi catatan saksi mata Petrus.
Mr 14:14 "katakanlah kepada pemilik rumah" Banyak yang percaya bahwa ini adalah rumah dari Yohanes Markus (penyunting khotbah Petrus di Roma ke dalam Injil Markus), kemungkinan lokasi dari Perjamuan Terakhir dan penampakan- penampakan pasca kebangkitan. Yohanes Markus adalah sepupu dari Barnabas dan peserta di bagian awal dari perjalanan penginjilan pertama dari Barnabas dan Saulus (yaitu Paulus). Ia juga adalah pendamping dari Petrus dan tampaknya adalah sipenulis dari Injil yang pertama, dengan menggunakan kenangan atau khotbah-khotbah dari Petrus. Hal ini sepertinya adalah peristiwa yang sudah diatur sebelumnya, bukan suatu prakiraan.
Mr 14:15 Ini juga merupakan lokasi dari penampakan-penampakan Yesus pasca-kebangkitan (lih. Kis 1:12). Ruangan ini menjadi markas Yerusalem bagi para murid.
Topik Teologia: Mrk 14:3 - -- Umat Manusia: Wanita
Wanita dan Peranannya Dalam Agama
Wanita Dalam Pelayanan Yesus
Wanita-wanita sebagai Teladan Iman
W...
- Umat Manusia: Wanita
- Wanita dan Peranannya Dalam Agama
- Wanita Dalam Pelayanan Yesus
- Wanita-wanita sebagai Teladan Iman
- Wanita yang Mengurapi Yesus
Topik Teologia: Mrk 14:6 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
Manusia Mengekspresikan Moral Kasih Sayang
Mereka Mengekspresik...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
- Manusia Mengekspresikan Moral Kasih Sayang
- Mereka Mengekspresikan Ketulusan
- Umat Manusia: Wanita
- Wanita dan Peranannya Dalam Agama
- Wanita Dalam Pelayanan Yesus
- Wanita-wanita sebagai Teladan Iman
- Wanita yang Mengurapi Yesus
Topik Teologia: Mrk 14:9 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Maim Yesus alas Keilahian
Klaim yang Berkaitan dengan Allah
Yesus Mengklaim Otoritas All...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Allah
- Yesus Mengklaim Otoritas Allah
- Penyataan Khusus
- Mat 5:18-20 Mat 5:21-22 Mat 5:26 Mat 5:27-28 Mat 5:31-32 Mat 5:33-35 Mat 5:38-39 Mat 5:43-44 Mat 6:2 Mat 6:25 Mat 6:29 Mat 7:22-23 Mat 8:11-12 Mat 10:15 Mat 10:23 Mat 10:42 Mat 12:6 Mat 12:36 Mat 13:17 Mat 17:12 Mat 17:20 Mat 18:3 Mat 18:13 Mat 18:18-20 Mat 19:9 Mat 19:23-24 Mat 21:31 Mat 21:43 Mat 23:36 Mat 24:2-3,34-35 Mat 25:12 Mat 25:40 Mar 3:28-29 Mar 5:41 Mar 8:12 Mar 9:1 Mar 9:41 Mar 10:15 Mar 10:29-31 Mar 11:23-25 Mar 12:43 Mar 13:30-32,37 Mar 14:9 Mar 14:18 Mar 14:25 Mar 14:30 Luk 4:24-27 Luk 6:27-28 Luk 7:28 Luk 7:47 Luk 10:24 Luk 1:19 Luk 12:4-5 Luk 12:8 Luk 12:37 Luk 12:43 Luk 13:23-24 Luk 13:35 Luk 16:9 Luk 23:43 Yoh 1:51 Yoh 3:3,5 Yoh 3:11 Yoh 5:19,24-25 Yoh 6:26 Yoh 6:32 Yoh 6:47 Yoh 6:53 Yoh 8:34 Yoh 8:51 Yoh 8:58 Yoh 10:1,7 Yoh 12:24-25 Yoh 13:16 Yoh 13:20 Yoh 13:21 Yoh 13:38 Yoh 14:12 Yoh 16:20,23 Yoh 21:18
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
- Manusia Mengekspresikan Moral Kasih Sayang
- Mereka Mengekspresikan Ketulusan
- Umat Manusia: Wanita
- Wanita dan Peranannya Dalam Agama
- Wanita Dalam Pelayanan Yesus
- Wanita-wanita sebagai Teladan Iman
- Wanita yang Mengurapi Yesus
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Markus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Markus
Tema : Yesus, Sang Putra-Hamba
Tanggal Penulisan: 55-65 M
Latar Belakang
Di antara keempat Injil, Injil Marku...
Penulis : Markus
Tema : Yesus, Sang Putra-Hamba
Tanggal Penulisan: 55-65 M
Latar Belakang
Di antara keempat Injil, Injil Markus merupakan kisah yang paling singkat tentang "permulaan Injil tentang Yesus" (Mr 1:1). Sekalipun nama penulis tidak disebut dalam kitab itu sendiri (berlaku bagi semua Injil), dengan suara bulat gereja yang mula-mula memberi kesaksian bahwa Yohanes Markus adalah penulis Injil ini. Ia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk angkatan pertama orang Kristen (Kis 12:12). Markus memiliki kesempatan yang unik karena berhubungan dengan pelayanan tiga orang rasul PB: Paulus (Kis 13:1-13; Kol 4:10; File 1:24), Barnabas (Kis 15:39) dan Petrus (1Pet 5:13). Menurut Papias (sekitar 130 M) dan beberapa bapak gereja abad kedua, Markus memperoleh isi Injilnya dari hubungannya dengan Petrus. Ia menulisnya di Roma untuk orang Romawi yang percaya. Sekalipun saat penulisan Injil ini tidak jelas, sebagian besar sarjana menetapkan tanggalnya sekitar tahun 50-60 M; mungkin Injil ini yang pertama-tama ditulis.
Tujuan
Pada tahun 60-an M, orang percaya diperlakukan secara kejam oleh masyarakat dan banyak di antaranya disiksa bahkan dibunuh di bawah pemerintahan kaisar Nero. Menurut tradisi, di antara para syahid Kristen di Roma itu terdapat Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Selaku salah seorang pimpinan gereja di Roma, Yohanes Markus digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis Injil ini sebagai suatu antisipasi yang bersifat nubuat atau tanggapan penggembalaan terhadap masa penganiayaan ini. Tujuannya ialah memperkuat dasar iman dalam orang percaya di Roma, dan jikalau diperlukan, mendorong mereka untuk dengan setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan, penderitaan, kematian serta kebangkitan Yesus, Tuhan mereka.
Survai
Dalam suatu kisah yang bergerak dengan cepat, Markus memperkenalkan Yesus sebagai Putra Allah dan Mesias, hamba yang menderita. Titik yang menentukan dalam kitab ini adalah episode di Kaisarea Filipi, yang disusul oleh peristiwa pemuliaan Yesus (Mr 8:27--9:10), ketika identitas dan misi penderitaan Yesus dinyatakan dengan jelas kepada kedua belas murid-Nya. Bagian pertama kitab Injil ini memusatkan perhatian terutama kepada mukjizat luar biasa yang dilakukan Yesus dan pada kuasa-Nya atas penyakit dan setan-setan sebagai tanda bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Akan tetapi, di Kaisarea Filipi itu Yesus memberitahukan dengan terus terang kepada para murid bahwa Dia harus "menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari" (Mr 8:31). Banyak ayat dalam kitab ini menyebut penderitaan sebagai harga kemuridan (mis. Mr 3:21-22,30; Mr 8:34-38; Mr 10:33-34,45; Mr 13:8,11-13). Namun setelah mereka menderita karena Dia maka Allah akan menyatakan bahwa Ia berkenan kepada mereka, sebagaimana ditunjukkan dalam kebangkitan Yesus.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai Injil Markus:
- (1) Injil ini penuh kegiatan, yang lebih menekankan apa yang dilakukan Yesus daripada apa yang diajarkan oleh-Nya (Markus mencantumkan 18 mukjizat Yesus dan hanya empat perumpamaan-Nya);
- (2) Injil ini khususnya untuk orang Romawi, serta menjelaskan adat-istiadat Yahudi, meniadakan semua daftar keturunan Yahudi dan kisah kelahiran, penggunaan istilah Latin dan menerjemahkan kata-kata dalam bahasa Aram;
- (3) Injil ini bernada mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari episode yang satu kepada episode yang lain, dengan menggunakan 42 kali kata keterangan Yunani yang diterjemahkan dengan "seketika itu juga".
- (4) Injil ini ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian dari seorang pujangga.
Full Life: Markus (Garis Besar) Garis Besar
I. Persiapan untuk Pelayanan Yesus
(Mr 1:1-13)
A. Pelayanan Yohanes Pembaptis
(Mr 1:2-8)...
Garis Besar
- I. Persiapan untuk Pelayanan Yesus
(Mr 1:1-13) - A. Pelayanan Yohanes Pembaptis
(Mr 1:2-8) - B. Pembaptisan Yesus
(Mr 1:9-11) - C. Pencobaan Yesus
(Mr 1:12-13) - II. Pelayanan yang Mula-Mula di Galilea
(Mr 1:14-3:6) - A. Empat Murid yang Pertama
(Mr 1:14-20) - B. Hari Sabat di Kapernaum
(Mr 1:21-34) - C. Perjalanan Pelayanan yang Pertama
(Mr 1:35-45) - D. Pertentangan dengan Orang Farisi
(Mr 2:1-3:6) - III.Pelayanan yang Kemudian di Galilea
(Mr 3:7-7:23) - A. Menyingkir ke Pantai
(Mr 3:7-12) - B. Pengangkatan Dua Belas Murid
(Mr 3:13-19) - C. Sahabat dan Musuh
(Mr 3:20-35) - D. Mengajar dengan Perumpamaan
(Mr 4:1-34) - E. Mengajar Melalui Mukjizat
(Mr 4:35-5:43) - F. Yesus di Nazaret
(Mr 6:1-6) - G. Pengutusan Dua Belas Murid
(Mr 6:7-13) - H. Herodes dan Yohanes Pembaptis
(Mr 6:14-29) - I. Berbagai Mukjizat dan Pengajaran di Sekitar Danau Galilea
(Mr 6:30-56) - J. Pertentangan dengan Tradisi
(Mr 7:1-23) - IV. Pelayanan di Luar Galilea
(Mr 7:24-9:29) - A. Penyembuhan Dua Orang Bukan Yahudi
(Mr 7:24-37) - B. Mukjizat-Mukjizat Lagi
(Mr 8:1-26) - C. Episode Kaisarea Filipi
(Mr 8:27-9:1) - D. Episode Pemuliaan
(Mr 9:2-29) - V. Menuju ke Yerusalem
(Mr 9:30-10:52) - A. Melalui Galilea
(Mr 9:30-50) - B. Pelayanan di Perea
(Mr 10:1-52) - VI. Minggu Penderitaan
(Mr 11:1-15:47) - A. Minggu: Memasuki Yerusalem dengan Jaya
(Mr 11:1-11) - B. Senin:
- 1. Mengutuk Pohon Ara
(Mr 11:12-14) - 2. Menyucikan Bait Allah
(Mr 11:15-19) - C. Selasa:
- 1. Iman dan Ketakutan
(Mr 11:20-33) - 2. Perumpamaan dan Pertentangan
(Mr 12:1-44) - 3. Khotbah di Betania
(Mr 13:1-37) - 4. Pengurapan di Betania
(Mr 14:1-11) - D. Kamis: Perjamuan Akhir
(Mr 14:12-25) - E. Jumat:
- 1. Yesus di Taman Getsemani
(Mr 14:26-52) - 2. Pengadilan Yahudi
(Mr 14:53-72) - 3. Pengadilan Romawi
(Mr 15:1-20) - 4. Penyaliban dan Penguburan
(Mr 15:21-47) - VII.Kebangkitan
(Mr 16:1-20) - A. Penemuan Kebangkitan
(Mr 16:1-8) - B. Penampilan-Penampilan Pasca-Kebangkitan
(Mr 16:9-18) - C. Kenaikan dan Penugasan Para Rasul
(Mr 16:19-20)
Matthew Henry: Markus (Pendahuluan Kitab) Kita telah mendengar bukti yang diberikan oleh saksi pertama mengenai ajaran dan mujizat Yesus Tuhan kita. Sekarang di sini hadir saksi lain lagi yang...
Kita telah mendengar bukti yang diberikan oleh saksi pertama mengenai ajaran dan mujizat Yesus Tuhan kita. Sekarang di sini hadir saksi lain lagi yang perlu kita perhatikan. Makhluk yang kedua berkata, “Mari!” (Why. 6:3, KJV: “Mari dan lihatlah”). Mari kita selidiki sejenak:
- I. Tentang saksi ini. Ia bernama Markus. Markus adalah sebuah nama Romawi, dan sangat umum. Walau demikian, tidak ada alasan lagi yang bisa menyangkal bahwa ia terlahir dari keturunan Yahudi. Namun, sama seperti Saulus, ketika ia pergi ke antara berbagai bangsa dan menggunakan nama Romawi Paulus, begitu pula halnya dengan Markus, yang menurut Grotius mungkin mempunyai nama Yahudi Mardocai. Kita membaca tentang Yohanes yang memiliki nama keluarga Markus, putra saudara perempuan Barnabas, yang kurang begitu disukai Paulus (Kis. 15:37-38). Namun, belakangan Paulus bersikap sangat baik kepadanya, sehingga bukan saja ia memerintahkan gereja-gereja untuk menerimanya (Kol. 4:10), tetapi juga meminta orang menjemputnya untuk menjadi asistennya, disertai pujian yang berbunyi, “Pelayanannya penting bagiku” (2Tim. 4:11). Paulus juga memperhitungkannya sebagai rekan sekerja (Flm. 1:24). Kita membaca tentang Markus yang disapa Paulus sebagai anaknya, karena melalui pelayanannya, Markus telah bertobat (1Ptr. 5:13). Memang tidak jelas apakah kedua Markus ini orang yang sama, dan jika tidak, siapa dari antara keduanya yang menulis Injil ini. Namun, sudah menjadi tradisi yang sangat umum di kalangan penulis pada zaman dahulu, bahwa Markus menulis Injil ini di bawah petunjuk Petrus, dan diperkuat melalui wewenangnya. Demikian halnya seperti yang tertulis dalam Hieron. Catal. Script. Eccles.: Marcus discipulus et interpres Petri, juxta quod Petrum referentem audierat, legatus Roma à fratribus, breve scripsit evangelium – Markus, murid dan penerjemah Petrus, yang diutus dari Roma oleh saudara-saudara seiman, menulis sebuah Injil yang ringkas. Tertullian berkata menurut Marcion (vol. 4, bab 5) demikian: “Marcus quod edidit, Petri affirmetur, cujus interpres Marcus” – Markus, penerjemah Petrus, menyampaikan secara tertulis hal-hal yang telah dikhotbahkan Petrus. Namun kita juga perlu memperhatikan anjuran yang sangat baik dari Dr. Whitby, yaitu, “Mengapa kita harus mencari wewenang Petrus untuk mendukung keabsahan Injil ini? Mengapa kita mencari dukungan seperti yang dikatakan St. Jerome bahwa Petrus menyetujui dan merekomendasikan tulisan Markus ini melalui wewenangnya agar dibaca oleh gereja? Bukankah Markus, walaupun bukan seorang rasul, toh tidak dapat disangkal terhitung juga bersama dengan Lukas di antara ketujuh puluh murid yang senantiasa datang berkumpul dengan para rasul?” (Kis. 1:21) Ia mempunyai jabatan yang sama seperti yang dimiliki para rasul (bdk. Luk. 10:19 dengan Mrk. 16:18). Kemungkinan besar, ia juga menerima Roh Kudus pada saat yang sama dengan mereka (Kis. 1:15; 2:1-4). Oleh sebab itu, bukankah hal ini sama sekali tidak mengecilkan keabsahan atau nilai Injil ini meskipun Markus bukanlah salah seorang dari kedua belas rasul seperti halnya Matius dan Yohanes? St. Jerome berkata bahwa setelah menulis Injil ini, Markus pergi ke Mesir, dan merupakan orang pertama yang mengabarkan Injil di Aleksandria, tempat dia mendirikan gereja dan menjadi teladan besar mengenai hidup dalam kesucian. Constituit ecclesiam tantâ doctrinâ et vitæ continentiâ ut omnes sectatores Christi ad exemplum sui cogeret – Melalui pengajaran dan kehidupannya, ia begitu menghiasi gereja yang didirikannya, sehingga teladannya mempengaruhi semua pengikut Kristus.
- II. Tentang kesaksian ini. Injil Markus,
- . Singkat, jauh lebih singkat daripada Injil Matius, dan tidak begitu terperinci dalam mencatat khotbah-khotbah Kristus dibandingkan catatan Matius. Injil ini terutama menitikberatkan pada mujizat-mujizat-Nya.
- . Kesaksiannya sangat mirip dengan yang kita baca di dalam Injil Matius. Banyak kejadian luar biasa yang dibubuhkan pada kisah-kisah yang diceritakan di sana, namun tidak banyak hal yang baru.
Jerusalem: Markus (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Jerusalem: Markus (Pendahuluan Kitab) Injil Karangan Markus
Rangka Mrk adalah paling tidak sistematik. Pembukaan injil merangkum pewartaan oleh Yohanes Pembaptis, baptisan Yesus dan pencob...
Injil Karangan Markus
Rangka Mrk adalah paling tidak sistematik. Pembukaan injil merangkum pewartaan oleh Yohanes Pembaptis, baptisan Yesus dan pencobaanNya di padang gurun, Mrk 1:1-13; kemudian beberapa petunjuk tentang karya Yesus di Galilea, Mrk 1:14-7:23; menyusullah perjalanan Yesus bersama murid-muridNya ke daerah Tirus dan Sidon, ke Dekapolis, di kawasan Kaisarea Filipi, lalu Yesus kembali ke Galilea, Mrk 7:24 - 9:50. Akhirnya sebuah perjalanan lain melalui daerah Perea dan kota Yerikho menuju Yerusalem hendak menempuh sengsara dan kebangkitan, Mrk 10:1-16:8. Tanpa berkata tentang urutan kejadian-kejadian secara terperinci nampaklah rangka tersebut agak dibuat-buat. Sebab mungkin sekali, sebagaimana dibuktikan injil keempat, bahwa Yesus beberapa kali pergi ke Yerusalem sebelum Paskah-sengsara. Namun demikian garis-garis besar Mrk memperlihatkan suatu perkembangan yang perlu dipertahankan, baik karena nilai historisnya maupun karena makna teologisnya. Mula-mula Yesus disambut baik oleh rakyat yang semangatnya berkobar-kobar; lalu martabatNya sebagai Mesias yang sederhana dan rohani belaka mengecewakan harapan rakyat yang semangatnya menjadi kendor; Lalu Yesus meninggalkan daerah Galilea mencurahkan perhatian untuk mendidik sekelompok kecil murid-murid yang setia; tanpa syarat mereka akhirnya mengakui Yesus sejak pernyataan Petrus di Kaisarea Filipi; ini titik yang memutuskan; semenjak itu segala sesuatunya diarahkan ke Yerusalem; akibat perlawanan yang semakin menjadi maka di Yerusalem; akibat; akibat perlawanan yang semakin menjadi maka di Yerusalem terlaksanalah drama sengsara, yang akhirnya dimahkotai oleh tanggapan Allah yang menang, yakni kebangkitan.
Injil kedua ini terutama menaruh perhatiannya pada Yesus sebagai sebuah paradoks : oleh manusia Ia tidak diterima, bahkan ditolak, meskipun diutus oleh Allah dan oleh karena Allah, akhirnya menang juga. Mrk tidak begitu berminat terhadap pengajaran Yesus, sehingga hanya sedikit perkataan Yesus dimuatnya. Pokok utamanya ialah : pernyataan Mesias yang disalibkan. Dari satu pihak Mrk memperlihatkan Yesus sebagai Anak Alah yang diakui oleh Bapa sendiri, Mrk 1:11; 9:7, oleh setan-setan, Mrk 1:24; 3:11; 5:7, dan bahkan oleh manusia, Mrk 15:39; sebagai Mesias yang menghaki sebuah martabat ilahi, 14:62, dan melebihi malaikat, 13:32; yang menganggap diriNya berkuasa untuk mengampuni dosa, Mrk 2:10, sebagaimana dibuktikanNya dengan membuat mujizat, Mrk 1:31; 4:41 dll, mengusir roh-roh jahat, Mrk 1:27; 3:23; dll. Tetapi di lain pihak mengejek Yesus dan kesal hati terhadapNya, Mrk 5:40; 6:2 dst; permusuhan dari pihak pemimpin-pemimpin Yunani, Mrk 2:1-3:6; dll; bahkan murid-murid tidak sampai memahami Yesus, Mrk 4:13+; perlawanan yang membawa ke penghinaan salib. Justru batu sandungan itulah yang ingin dijelaskan oleh Mrk, tidak hanya dengan memperlawankannya dengan kemenangan terakhir dalam kebangkitan, tetapi juga dengan memperlihatkan bahwa haruslah terjadi demikian, menurut rencana rahasia Allah. Haruslah Kristus menderita untuk menebus manusia, Mrk 10:45; 14:24; demikianlah dinubuatkan oleh Alkitab, Mrk 9:12; 14:21, 49, dan Yesus sendiri juga menandaskan bahwa jalan perendahan dan sengsara harus ditempuh baik oleh Yesus sendiri, Mrk 8:31; 9:31; 10:33 dst, maupun oleh pengikut-pengikutNya, Mrk 8:34 dst; 9:35; 10:15, 24 dst, Mrk 39; 13:9-13. Hanya pengharapan Yahudi akan seorang Mesias pejuang dan pemenang kurang siap untuk menerima keterangan- keterangan semacam mengenai penderitaan dan penyangkalan diri. Itulah sebabnya maka Yesus untuk menghindarkan timbulnya semangat yang kurang tepat menyembunyikan mujizat-mujizatNya, Mrk 5:43; dll, dan diriNya sendiri Mrk 7:24; 9:30. Dari sebutan Mesias, Mrk 8:29 dst. yang terlalu berpautan dengan kemuliaan manusiawi. Yesus mengutamakan sebutan lebih sederhana dan lebih sama-sama, yaitu "Anak Manusia", 2:10, dll; bdk Mat 8:20+. Itulah yang disebutkan sebagai "rahasia Mesias", Mrk 1:34+. Memang benar juga "rahasia" itu dijadikan oleh Mrk sebagai pokok utama injilnya. Tetapi ini bukan buah daya khayalnya sendiri. Sebaliknya Markus telah menyelami kenyataan terdalam dalam jalan hidup Yesus yang penuh sengsara. Dan justru kenyataan itulah yang dibentangkan Mrk di hadapan kita dengan disinari cahaya iman yang secara depinitip diteguhkan oleh kemenangan Paskah.
Ende: Markus (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MARKUS
KATA PENGANTAR
Tentang Pengarang
Jang dari semula terkenal sebagai pengarang "Indjil kedua", ialah Markus,
jang d...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MARKUS
KATA PENGANTAR
Tentang Pengarang
Jang dari semula terkenal sebagai pengarang "Indjil kedua", ialah Markus, jang djuga disebut Joanes. Ia berasal dari Jerusalem dan masih muda sekali ketika Jesus, mengadjar dan bersengsara disitu. Ia agaknja kemudian murid Petrus, sebab Petrus menjebutnja "anakku" dalam suratnja I Petr. 5:19. Rumah ibunja digunakan oleh umat sebagai tempat perkumpulan mereka. Waktu Petrus ditahan dalam pendjara oleh Herodes Kis. Ras. (12:4-19), banjak orang berkumpul dalam rumah itu untuk berdoa. Dan setelah Petrus dibebaskan oleh Malaekat, ia terus pergi "kerumah Maria, ibu Joanes jang djuga dinamakan Markus" Kis. Ras. (12:12). Joanes tentu nama aslinja, dan baru kemudian oleh umat-umat Junani dan Romawi ia dinamakan Markus. Ia kemanakan Barnabas jang telah kita kenal sedikit dari Kis. Ras. 4:36, dan kemudian beberapa kali lagi kita temui sebagai pengadjar Indjil jang ulung. Markus turut serta pada perdjalanan Barnabas dan Saul (Paulus) ke pulau Siprus dan Asia-Ketjil, tetapi di Perge meninggalkan mereka dan pulang ke Jerusalem. Pada perdjalanan Paulus jang kedua, Barnabas ingin Markus ikut serta, tetapi Paulus tidak setudju, karena pengalamannja pada perdjalanan jang pertama. Hal itu mendjadi alasan bahwa Barnabas kembali ke Siprus dan Markus turut serta. Tetapi kira-kira sepuluh tahun berselang Markus ada bersama dengan Paulus kembali, jaitu di Roma waktu tahanan Paulus jang pertama disitu. Dalam suratnja kepada umat Kolose (4:10) ia menjampaikan salam Markus kepada umat itu dan minta mereka menjambut Markus dengan baik. Rupanja ia dikirim oleh Paulus untuk bertugas disitu. Dan ketika Paulus dalam tahanan kedua di Roma, ia minta Timoteus (II Tim. 4:9,11) lekas datang dan membawa serta Markus, sebab bantuannja sangat berharga untuk pekerdjaannja. Lain kabar tentang Markus tidak terdapat dalam karangan-karangan Kitab Kudus.
Dalam tradisi Markus hanja dikenal sebagai pembantu dan djurubahasa Petrus. Menurut buku-buku dari abad kedua dan ketiga, Markus menulis Indjil atas dorongan umat Roma, maka ditulisnja dengan teliti apa jang didengarnja dari Rasul Petrus dalam pengadjarannja kepada umat disitu. Dan memang sebagai djurubahasa Petrus, ia dapat mengetahui dengan teliti, baik isinja, maupun tjoraknja jang chas. Menurut pendapat jang tjukup umum dari Para sardjana, Indjil ini ditulis di Roma sebelum tahun 60.
Berita bahwa Indjil ini ditulis bagi umat Roma, dibenarkan oleh tjiri-tjiri karangan sendiri. Terang sekali bahwa ia ditudjukan kepada orang jang bukan Jahudi. Pengarang mengelakkan utjapan-utjapan dan peristiwa jang hanja penting atau berharga bagi orang-orang Jahudi, atau jang tidak dapat dimengerti oleh orang-orang Jahudi, ataupun dapat menjinggung mereka. Kata-kata bahasa Jahudi diterdjemahkan atau didjelaskannja. Bahasa karangan agak bertjorak Romawi.
Karangan Markus berdasarkan Katechese Petrus
Berita-berita bahwa Markus telah "menulis dengan teliti apa jang didengarnja dari, Petrus" tjotjok dengan sifat-sifat karangan. Tjara pengungkapan agak mirip dengan tjara bitjara Petrus dalam Kis. Rasul-Rasul. Gaja bertjeritera sebagian besar hanja mungkin berasal dari seorang jang menjaksikan segalanja dengan matanja sendiri dan berminat luar biasa, lagipun sendiri mengalami dan menghajatinja sehingga berkesan dalam. Tak mungkin bahwa Markus adalah penjaksi mata, sebab ia bukan murid Jesus. Gaja bertjeritera itu sederhana tetapi hidup, seperti tjotjok dengan kepribadian Petrus jang kita kenal. Suasana seluruhnja bernafaskan kedjiwaan dan semangat Petrus. Kedjudjuran dalam menondjolkan karangan-karangan para Rasul. dan chususnja Petrus sendiri menundjuk pula kepada Petrus sebagai sumbernja. Kalau kita mengingat segala kenjataan itu, tentu tak salah kalau dikatakan, bahwa Indjil Markus sebenarnja Indjil Petrus. Hal ini hanja meninggikan mutu karangan ini lagi.
Karangan sebagai tjiptaan Markus
Sungguhpun Indjil kedua dapat disebut Indjil Petrus, namun karangannja semata-mata karangan Markus. Bentuk seluruhnja, susunan dan bahasa adalah tjiptaan Markus, bukan sekedar terdjemahan dari perkataan Petrus. Apa jang didengarnja dari Petrus berulang-ulang kali, sangat meresap dalam ingatan dan hati-sanubari Markus, sehingga bukan sadja menentukan isi, melainkan djuga sedikit banjak tjorak dan suasana karangan ini.
Karangan Markus lama dipandang sebagai serangkaian tjeritera-tjeritera sadja, jang memang sedap dibatja, tetapi hanja merupakan satu ringkasan dari karangan-karangan Indjil jang lain, tanpa suatu gagasan jang istimewa, dan sebab itu kurang diperhatikan. Hal itu berubah sedjak muntjulnja sardjana-sardjana jang berpendapat bahwa karangan Markus adalah paling asli. Lukas menggunakannja sebagai sumber utama karangannja, dan karangan Mateus dalam bentuknja jang kita punjai, sangat dipengaruhi olehnja. Dan minat terhadap karangan ini bertambah besar pula, sedjak seorang ahli menemukan suatu gagasan istimewa dalam susunannja. Dalam susunan itu Markus menggambarkan bagaimana Jesus, mulai dengan samar-samar, perlahan-lahan, selangkah demi selangkah, makin lama makin djelas menjatakan diri sebagai Mesias dan serentak dengan itu menundjukkan hakekat Keradjaan Allah jang dimaklumkannja. Kalau kita membatja karangan ini sambil memperhatikan djalan perkembangan itu, kita melihatnja sebagai rentjana Jesus jang sengadja dipilihnja, dan dalam pada itu kita mengerti sebabnja pula. Pokoknja ialah anggapan orang-orang Jahudi tentang Mesias jang didjandjikan dalam Kitab Sutji. Mereka tidak menangkap arti rohani kiasan-kiasan dan perbandingan-perbandingan jang digunakan para nabi untuk menggambarkan keagungan Mesias dan kemuliaan keradjaannja. Akibatnja, mereka membajangkan Mesias sebagai seorang radja turunan David, gemilang dan gagah perkasa, jang pertama-tama memerdekakan umat Israel, kaum terpilih, dari pendjadjahan kaum kafir dan memulihkan keradjaan David jang djaja dan makmur. Memang jang serentak djuga mengamalkan hukum taurat dengan sempurna. Lagipun bahwa Keradjaan Allah baru itu, dengan keradjaan Jahudi sebagai pusatnja akan menguasai segala bangsa.
Seandainja Jesus pada muntjulNja segera memaklumkan bahwa Ia adalah Mesias jang diharapkan kedatanganNja, tentu sadja orang ketjewa, sebab mereka mengenalNja hanja sebagai tukang kaju dari Nasaret. Dan bila kemudian mereka terpesona oleh mukdjizat-mukdjizat gilang-gemilang jang dikerdjakannja, maka mungkin sekali terdjadi apa jang dichawatirkan Jesus sesudah perbanjakan roti (Jo. 6:15), jaitu bahwa orang dengan ramai akan memproklamirkanNja sebagai Mesias-Radja dan membawaNja ke Jerusalem untuk dilantik dengan resmi. Dan kalau itu terdjadi, nasibNja tentu sadja sama dengan beberapa mesias-mesias palsu jang berpolitik dan telah dihukum mati sebagai pemberontak.
Perlu sekali dengan daja pikir dan intuisi mereka sendiri, orang lama- kelamaan insjaf, bahwa Jesus datang dari Allah, mengadjar dan bertindak betul- betul atas nama Allah, dan kuasa Allah sendiri bekerdja didalamnja. Kepertjajaan bahwa Ia betul-betul Mesias dan Putera Allah harus timbul dari pengertian mereka sendiri dan demikian djadi berakar pasti dalam batin mereka. Dan serentak dengan itu harus bertumbuh keinsjafan bahwa Ia sedikitpun tidak bertjita-tjita politik, melainkan kemuliaan KeradjaanNja serba rohani dan surgawi, dan tjita-tjitanja tepat bertentangan dengan tjita-tjita jang serba duniawi.
Susunan karangan
Rentjana Jesus jang tampak dalam susunan karangan dapat dibagi atas dua babak. Titik peralihan dari jang satu kepada jang lain terletak dalam pengakuan Petrus (8:29).
Babak pertama
Dalam babak pertama Jesus terutama bergerak diantara rakjat djelata, sambil diiringi oleh sekelompok murid-muridNja dan para rasul. Ia memaklumkan Keradjaan Allah dan menerangkan sifat-sifat, tuntutan-tuntutan dan tjita-tjitanja, tetapi masih setjara terselubung. la menjatakan kuasa IlahiNja dalam mukdjizat- mukdjizat jang dibuatNja melulu untuk menolong orang dalam kesusahannja. Dan demikian Ia menundjukkan keluhuran hatiNja dan tjinta IlahiNja sebagai pernjataan tjinta Allah. Tetapi dalam pada itu Ia tidak mengingatkan orang kepada nubuat-nubuat para nabi jang ditepati padaNja, pun tidak menamakan Diri dengan suatu gelaran atau sebutan jang terkenal sebagai gelaran Mesias.
Sebab hatinja jang masih murni, maka murid-murid Jesus, chususnja para rasul, tetapi djuga rakjat djelata, tjukup berintuisi untuk makin lama makin mengerti. Mereka mulai meraba-raba; mungkin Ia Joanes Pemandi jang hidup kembali, atau Elias ataupun nabi utama jang ditunggukan sebagai pelopor Mesias (8:28). Mereka sudah mulai berpikir lebih djauh lagi, seperti terkandung dalam tjetusan- tjetusan ketakdjuban dalam 1:27: Apakah itu? Sabda penuh kekuasaan. Roh djahat malahan takluk kepadanja. Bandinglah Mt. 8:27 dan Lk. 4:36, jang agak lebih terang lagi. Tetapi mereka belum sampai mengenalNja dengan agak njata sebagai Mesias atau berani menjebutnja dengan suatu gelaran jang menundjuk kepada Mesias.
Kalangan-kalangan atasan, chususnja para ahli taurat dan parisi tjukup tjerdik untuk mengerti bahwa Ia menjatakan Diri dan bertindak sebagai Mesias, tetapi mereka membungkem suara hatinuraninja, karena kesombongan dan tjita-tjita duniawinja. Mereka tetap tidak mau mengerti, dan memang sukar masuk akal baginja, bahwa mungkin seorang tukangkaju dari rakjat djelata jang tak berminat terhadap tjita-tjita politik umat Allah, dan jang tjita-tjitaNja serba rohani, adalah Mesias, jang diharapkan. Akibatnja mereka makin lama makin lebih menentang dan membentjiNja.
Rasul-rasul jang bekas murid Joanes Pemandi telah mendengar dia menjebut Jesus Anak-domba jang mengambil dosa dari dunia. Dan Andreas berkata kepada saudaranja Simon: kami telah menemukan Mesias. Dan utjapan Pilipus kepada Natanael lebih njata lagi. Batjalah Jo.1:35-51. Meski demikian mereka tentu belum mengerti hakekat utjapan-utjapan itu. Djuga bagi mereka Jesus masih tetap misteri penuh rahasia. Tentu mereka tjukup berintuisi dan menduga-duga, tetapi belum berani mengutjapkan dugaannja. Sampai pada suatu ketika tertentu.
Saat peralihan
Pada suatu hari didaerah Sesarea Pilipi Jesus bertanja kepada para rasul: Orang menjebut Aku siapa? Djawab mereka: Joanes Pemandi, lain orang Elias, jang lain pula salah seorang dari antara para nabi. Lalu Jesus bertanja: Tetapi kamu ini, kamu menjebut Aku siapa? Petrus mendjawab: Engkau Mesias. (Mk. 8:27-29). Berita ini dalam karangan Mt. lebih luas dan tegas. Baiklah batja Mt. 16:13-20. Jesus masih melarang beritahukan itu begitu djelas kepada orang banjak. Dan sedjak itu Jesus menarik Diri dari keramaian orang banjak di Galilea, untuk chususnja mengadjar dan mendidik murid-muridNja, teristimewa para rasul.
Babak jang kedua
Pada tingkatan kepertjajaan murid-murid jang pasti itu, dapatlah Jesus membentuk pengertian jang lebih tinggi dan mendalam tentang hakekat tugasNja sebagai Mesias dan tentang tuntutan-tuntutan dan tjita-tjita Keradjaan Allah, jang agak sukar masuk akal bagi manusia kodrati. Dan segera Jesus "mulai mengadjar mereka" (8:31) bahwa "Putera manusia" perlu menderita banjak, dan dibuang (sebagai batu sendi) oleh mahkamah agung dan dihukum mati, diserahkan kepada orang-orang kafir untuk dibunuh, dan dalam pada itu Ia akan dihinakan, diludahi, dan didera. Tetapi djuga bahwa Ia akan bangkit pula pada hari jang ketiga. Pernjataan itu diberikan tiga kali. Kali pertama segera sesudah pengakuan Petrus (8:31). Petrus terkedjut dan membantah. Jesus menegur: "Undurlah, hai penggoda, engkau berpikir setjara manusia, bukan setjara Allah. Kedua kalinja sesudah la menampakkan Dirinja dalam kemuliaanNja diatas gunung (9:31). Murid-murid tidak mengerti dan diam sadja. Ketiga kalinja, ketika Ia naik ke Jerusalem, dan Ia berdjalan dimuka. (10:52-34). Mereka terkedjut dan semua orang jang mengikuti pada takut.
Dan berselang-selang dengan pernjataan itu Jesus menjatakan tuntutan-tuntutan dan tjita-tjita Keradjaan Allah, jang sukar masuk akal bagi manusia jang berketjenderungan djasmani dan duniawi. Siapa jang hendak masuk keradjaan Allah harus mendjual harta-bendanja dan mengikut Jesus dalam kemiskinan. Hampir tak mungkin orang-orang kaja masuk. Siapa ingin mendjadi besar didalam Keradjaan Allah harus merendahkan diri dan melajani semua orang sebagai hambanja. Siapa ingin duduk dekat pada Jesus dalam Keradjaan itu, harus sanggup minum piala sengsara jang diminum Jesus, dan dipermandikan dengan permandian seperti jang diterima Jesus, jaitu ditenggelamkan dalam sengsara. Jang hendak mengikut Jesus kedalam kemuliaanNja harus menjangkal diri, memikul salibnja tiap-tiap hari, malah bersedia menjerahkan njawanja demi Jesus dan Indjil, untuk menjelamatkan njawanja, jaitu untuk memperoleh hidup abadi. Nasib pengikut Jesus tak lain dari nasib Jesus sendiri (13:9).
Sedjak pengakuan Petrus, Jesus menamakan diri "Putera manusia", suatu gelaran bagi Mesias jang terdapat dalam nubuat Daniel (Dan. 7:15-14). Ia membiarkan orang memanggiINja "Jesus Putera David" (10:47) gelaran mana lazim bagi Mesias. la membiarkan pula orang mengelu-elukannja ke Jerusalem sebagai "Putera David jang datang atas nama Allah". la menundjukkan kewibawaanNja sebagai Mesias atas rumah Allah, (menurut Jo. 2:16 sebagai Putera Allah atas rumah BapaNja), dengan mengusir para pendjual dari kenisah. Kewibawaan jang sama ditundjukkanNja kepada para penentang dengan mempersalahkan salah paham dan salah sikap mereka. Mereka mengerti amat baik, bahwa dengan segalanja itu Ia menjatakan Diri sebagai Mesias dan Putera Allah. Banjak orang pertjaja dan semakin mereka memuliakan Jesus semakin naiklah irihati dan kebentjian para atasan. Achirnja, didepan mahkamah agung, atas pertanjaan imam agung sebagai hakim jang resmi, apakah Ia "Mesias, Putera Allah", dengan terus terang Jesus membenarkannja dan ditambahNja lagi, bahwa mereka akan melihatNja duduk disebelah kanan Allah jang Mahakuasa dan bahwa Ia akan datang kembali diatas awan-awan langit. Dan sebab Ia memberi djawab jang benar atas pertanjaan jang resmi itu Ia dihukum mati. Riwajat sengsara dan kebangkitan Jesus dalam Markus ringkas sekali. Ketenangan bahasanja agak menggambarkan ketenangan dan penjerahan para murid djuga. Dari segala pernjataan Jesus dan dari sikapNja terhadap para penentangNja, mereka sudah mengerti bahwa la menempuh djalan sengsaraNja dengan penuh kebebasan kehendakNja dan rela hati, pun dalam kesadaran akan kemenanganNja kelak, Pernjataan Jesus, bahwa Putera manusia datang untuk menjerahkan njawaNja untuk penebusan banjak orang (10:45) dan bahwa darahNja akan ditumpahkan bagi banjak orang (14:24), lagi pula bahwa la akan bangkit pada hari ketiga, tentu sadja berkesan pada mereka djuga, biarpun kabur-kabur sadja, sebab memang sukar untuk bertahan. Biarpun mereka melarikan diri sebab terkedjut, tetapi tentu untuk sementara sadja. Petrus dan Joanes menjusul sampai diistana imam agung, Joanes sampai dikaki salib. Jang lain barangkali ada diantara mereka jang berdiri memandang dari djauh (15:40). Itu tentu terkandung dalam Lk. 23:40: "Segala kenalanNja, diantaraNja wanita-wanita jang mengikutiNja dari Galilea, berdiri memandang dari djauh". Dan sesudah wafatnja Jesus, Rasul-Rasul dan murid-murid jang lain tinggal terus bersama-sama di Jerusalem, tentu sebab dalam lubuk hati mereka hidup pengharapan akan kebangkitan Jesus djuga, meskipun tidak tahu bagaimana membajangkannja. Baru sesudah kebangkitan Jesus segala-galanja mendjadi njata bagi mereka.
BIS: Markus (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MARKUS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Markus dimulai dengan pernyataan: "Inilah Kabar Baik
tentang Yesus Kristus, A
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MARKUS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Markus dimulai dengan pernyataan: "Inilah Kabar Baik tentang Yesus Kristus, Anak Allah". Dalam Kabar Baik itu Yesus ditampilkan sebagai seorang yang banyak bertindak dan yang berwibawa. Kewibawaan-Nya nyata dalam cara Ia mengajar, dalam kuasa-Nya terhadap roh-roh jahat, dan dalam mengampuni dosa. Yesus menampilkan diri-Nya sebagai Anak Manusia yang memberikan nyawa-Nya supaya manusia dibebaskan dari dosa.
Cerita tentang Yesus dalam buku ini disampaikan secara hidup dan terus terang. Perbuatan-perbuatan-Nya lebih banyak ditekankan daripada perkataan dan ajaran-Nya. Setelah kata-kata pendahuluan yang singkat mengenai Yohanes Pembaptis dan mengenai baptisan Yesus serta cobaan terhadap diri-Nya, buku Markus ini langsung menceritakan pelayanan Yesus, khususnya tentang penyembuhan-penyembuhan yang dilakukan-Nya dan tentang pengajaran-Nya. Pasal-pasal terakhir memuat cerita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada minggu terakhir dalam hidup Tuhan Yesus di dunia ini, terutama tentang penyaliban diri-Nya dan kebangkitan-Nya dari kematian.
Kedua bagian akhir dari buku Markus, yang dimasukkan dalam tanda kurung besar, umumnya dianggap bukan tulisan penulis buku Markus, melainkan seorang yang lain.
Isi
- Pendahuluan
Mr 1:1-13 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat di Galilea
Mr 1:14-9:50 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mr 10:1-52 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mr 11:1-15:47 - Kebangkitan Yesus
Mr 16:1-8 - Penampakan dan terangkatnya Yesus ke surga
Mr 16:9-20
Ajaran: Markus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi kitab Injil Markus orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi kitab Injil Markus orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Markus.
Tahun : Sekitar tahun 50 Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen dari bangsa bukan Yahudi. (Dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Injil Markus terdiri dari 16 pasal. Injil Markus menunjukkan bagaimana Yesus Kristus, sebagai hamba yang setia, sibuk dengan pelayanan-Nya. Dalam Injil ini Tuhan Yesus dilukiskan sebagai hamba yang setia.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Markus
Pasal 1-10 (Mr 1:1-10:52).
Hamba yang setia ini melaksanakan tugas pelayanannya
- Bacalah pasal Mr 1:35. Nats ini menceritakan bagaimana Hamba itu memulai pelayanan/tugas-Ny dengan berdoa. Hal ini juga mengajarkan agar setiap orang percay selalu memulai tugas dan pekerjaannya dengan memohon pimpinan Tuha atau berdoa. _Tanyakan_: Apakah saudara sering berdoa/sudahkah anda berdoa?
- Bacalah pasal Mr 10:45. Nats ini menyatakan bahwa Hamba itu datang bukanlah untuk dilayani tetapi untuk melayani dengan menyerahkan nyawa-Nya menjadi tebusa dosa manusia. Hal ini mengajarkan kepada setiap orang Kristen untu memberikan pelayanan kepada Allah, yaitu dengan memberitakan Injil da melayani di dalam gereja.
Pasal 11-15 (Mr 11:1-15:47).
Hamba yang setia memberikan dirinya mengalami penderitaan dan kematian dalam melaksanakan tugasnya
Nats ini menjelaskan bagaimana Hamba itu melayani dengan penuh kesetiaan, walaupun harus mengalami penderitaan bahkan sampai kematian.
Pendalaman
- Bacalah pasal Mr 14:32-41. (Khususnya ayat 36). Ayat ini menceritakan bagaimana Hamba yang setia itu berdoa dan memohonkan keinginan-Nya, tetapi akhirnya Ia mengatakan agar kehendak yang mengutus-Nya saja yang jadi. Ini mengajarkan kepada setiap orang yang percaya, agar dalam doanya selalu meminta kehendak Allah saja yang jadi. _Tanyakan_: Bagaimanakah doa saudara kepada Allah?
- Tuhan Yesus setia melayani kehendak Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib dan bangkit dari kematian. Teladan apakah yang harus ada pada kita sebagai murid-murid-Nya?
Pasal 16 (Mr 16:1-20). Hamba yang setia dipermuliakan Nats ini menceritakan tentang Hamba yang setia itu memperoleh kemuliaan melalui kebangkitan-Nya dari kematian.
Pendalaman
Bacalah pasal Mr 16:1-19. Nats ini menjelaskan tentang Hamba yang setia itu membuktikan kebangkitan-Nya. Ini mengajarkan kepada orang percaya bahwa Yesus Kristus benar-benar bangkit dari kematian-Nya.
_Tanyakan_: Kepada siapakah Tuhan Yesus menampakkan diri setelah kebangkitan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Markus dibuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Hamba Allah yang memberikan diri-Nya sebagai korban atas dosa-dosa manusia.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Markus?
- Apakah pokok pengajaran Injil Markus?
- Untuk apakah Yesus Kristus datang ke dunia ini?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima dar mempelajari Injil Markus?
Intisari: Markus (Pendahuluan Kitab) Buku pegangan guru Kristen
SIAPAKAH YOHANES MARKUS?1. Dia adalah kemenakan Barnabas (Kol 4:10).2. Dia tinggal di Yerusalem bersama ibunya, Maria (Kis
Buku pegangan guru Kristen
SIAPAKAH YOHANES MARKUS?
1. Dia adalah kemenakan Barnabas (Kol 4:10).
2. Dia tinggal di Yerusalem bersama ibunya, Maria (Kis 12:12). Jemaat berkumpul di rumahnya.
3. Dia pergi bersama Paulus dan kemenakannya pada perjalanan misi yang pertama (Kis 13:5).
4. Markus meninggalkan teman-temannya setelah beberapa waktu berada di Siprus (tanah kelahiran Barnabas, Kis 4:36), mungkin karena ia tidak setuju atas tindakan Paulus yang mengambil alih pimpinan.
5. Dia kembali ke Yerusalem (Kis 13:13).
6. Di Yerusalem ia memperoleh banyak kesempatan untuk berbicara dengan Petrus.
7. Kemungkinan besar Petruslah yang membuat Markus percaya kepada Yesus; Petrus menyebutnya 'Markus anakku', dalam 1Petrus 5:13.
8. Secara umum diakui bahwa Markus menulis kabar baik tentang Yesus sesuai dengan apa yang didengarnya dari Petrus.
9. Ada yang berpendapat bahwa Markus adalah anak muda yang disebut-sebut dalam Markus 14:51, 52, tetapi hal ini tidak dapat dibuktikan.
WAKTU PENULISAN.
Injil Markus mungkin merupakan Injil yang paling awal ditulis, yaitu antara tahun 65 dan 70 M, sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan. Tampaknya baik Matius maupun Lukas telah memakai Injil Markus untuk penulisan Injil mereka.
MISTERI INJIL MARKUS.
Markus memperlihatkan pada kita Yesus yang mempunyai rahasia. Dalam Injil Markus kita mendapatkan Yesus tanpa publisitas...
1. Roh jahat diperintahkan-Nya untuk diam (Mar 1:25, 34; 3:12).
2. Mereka yang sudah disembuhkan oleh Yesus dilarang menceritakan pengalaman mereka (Mar 1:44; 5:43; 7:36).
3. Pengikut Yesus sendiri diperintahkan untuk tidak menceritakan ke pada orang lain bahwa Ia adalah Mesias (Mar 8:30).
4. Dan Yesus memberitahukan para pengikut-Nya secara pribadi tentang 'rahasia Kerajaan Allah' (Mar 4:10-12).
Lalu, bagaimana kita menafsirkan maksud rahasia ini? Masalah yang dihadapi Yesus ialah bahwa orang Yahudi mempunyai pemahaman yang salah mengenai Mesias. Karena Yesus menentang pemahaman mereka yang salah, maka kita:
1. Tidak menerima pemahaman tersebut, karena pendapat umum tentang Mesias bersifat politis dan manusiawi, bukannya spiritual dan Ilahi.
2. Tidak menolak, karena Yesus benar-benar adalah Mesias; banyak mukjizat dilakukan-Nya (paling tidak ada 17 mukjizat yang dicatat oleh Markus) merupakan bukti kebenaran ini.
3. Tetapi, merumuskan kembali pemahaman tersebut, karena Yesus harus menunjukkan kepada mereka bahwa Ia adalah Mesias yang melayani, menyelamatkan dan menderita, yang sepenuhnya manusia tetapi juga sepenuhnya Allah.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Ini adalah Injil terpendek, padat dan ringkas. Markus mengetengahkan hal-hal penting yang dapat dipakai sebagai bahan acuan langsung. Kata 'segera' ditulis lebih dari empat puluh kali dan rupanya untuk memacu kita dari satu kisah menarik ke kisah menarik berikutnya.
Pesan
1. Yesus: Anak Allah. Markus mulai dengan kata-kata: 'Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.' Mar 1:1
2. Yesus: Anak Manusia. o Markus juga menunjukkan kepada kita kemanusiaan Yesus: o Ia berdukacita. Mar 3:5 o Ia berbelas kasihan terhadap orang banyak. Mar 6:34 o Ia takut dan gentar. Mar 14:33 o Markus memakai sebutan 'Anak Manusia' empat belas kali; sebutan yang paling disukainya untuk Yesus.
3. Kata-kata yang benar-benar diucapkan Yesus. Markus mencatat bagi kita apa yang diingat
Petrus tentang beberapa kata dari bahasa Aram yang dikatakan Yesus:
o 'Talita kum!', Hai anak, bangunlah!' Mar 5:41 o 'Efata!', 'Terbukalah!' Mar 7:34 o 'Eloi, Eloi, lama sabakhtani?', 'Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?' Mar 15:34
4. Kebaikan Yesus. Markus mencatat apa yang diingat oleh Petrus mengenai kebaikan Yesus yang istimewa kepadanya dan kesadaran Petrus bahwa ia tidak layak menerima semua itu. Petrus membuat Markus tidak menulis ucapan Yesus tentang Petrus sebagai batu karang, karena Petrus ingat saat ia tidak bersikap dianggap sebagai batu karang. (Lihat Mat 16:18, 19).
Penerapan
Markus menunjukkan kepada kita:1. Pentingnya ajaran yang benar.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari roh-roh jahat, bahkan mereka harus takluk
kepada kuasa-Nya.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari mereka yang telah disembuhkan, walaupun
mereka sungguh bersyukur.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari para rasul, sampai mereka sungguh-sungguh
diperlengkapi.
Ajaran Kristen bukan suatu pengetahuan, tetapi kebijaksanaan Ilahi.
2. Mukjizat merupakan hal yang biasa bagi Allah.
o Markus tidak pernah merasa aneh terhadap mukjizat dan tidak pernah mencoba untuk meremehkannya.
o Mukjizat Yesus menunjuk pada sifat-Nya. Singkirkan mukjizat, maka Anda akan meragukan ketuhanan-Nya.
o Mukjizat selalu dan akan selalu mengagumkan. Berkali-kali Markus mengakhiri suatu kisah tentang mukjizat dengan pengamatannya tentang orang banyak yang menjadi'kagum', 'dipenuhi dengan rasa takjub'.
o Perhatikanlah dengan saksama sejumlah mukjizat dalam pasal 5 yang menunjukkan kuasa Yesus atas
- roh-roh jahat (1-20)
- penyakit (24-34)
- kematian (35-43)
3. Tantangan sering datang dari orang yang taat beragama.
o Para ahli Taurat Mar 2:6
o Orang-orang Farisi Mar 2:24
o Orang-orang Herodian Mar 3:6
o Para imam kepala Mar 11:18
o Orang-orang Saduki Mar 12:18
Tema-tema Kunci
1. Mukjizat Yesus. Buatlah daftar mukjizat yang dicatat dalam Injil Markus. Bandingkanlah daftar ini dengan jumlah perumpamaan yang ditulis dalam Injil Markus. Mengapa Markus sangat menekankan mukjizat Yesus? Mengapa Yesus melakukan Mukjizat? Coba temukan paling sedikit tiga alasan yang jelas.
2. Tanggapan orang banyak. Carilah ayat-ayat yang merupakan komentar Markus tentang kekaguman orang banyak ketika mereka menyaksikan mukjizat Yesus (misalnya Mar 1:27; 2:12; 4:41; 5:15; 6:50 dan seterusnya). Tulislah berbagai reaksi orang banyak dan jelaskan mengapa mereka memberikan reaksi yang berbeda-beda.
3. Sebutan istimewa bagi Yesus. Telitilah dalam Injil Markus dan catatlah sebutan-sebutan istimewa bagi Yesus yang dicatat oleh Markus. Berapa kali ia menggunakan sebutan Anak, Anak-Ku, Anak Allah, Anak Manusia? Siapa yang menggunakan sebutan Anak Manusia? Mengapa? (Pelajarilah Dan. Mar 7:13-28 dengan saksama).
4. Kuasa Yesus. Pelajarilah dengan saksama semua pasal yang menunjuk pada kuasa Yesus: Mar 1;22; 1:27; 2:10; 3:15; 6:7;11:27-33 dan Mar 13:34. Perhatikan secara khusus acuan terakhir ini: 'Sama seperti seorang yang bepergian: Ia meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya'. Ungkapan terakhir ini berarti 'memberikan kuasa kepada hamba-hambanya'.
Garis Besar Intisari: Markus (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Mar 1:1-13
Mar 1:1-11 Yohanes dan Sungai Yordan; Yesus dan Roh Kudus
Mar 1:12-13Pencobaan selama empat puluh hari
[2]
[1] PENDAHULUAN Mar 1:1-13
Mar 1:1-1 | 1 Yohanes dan Sungai Yordan; Yesus dan Roh Kudus |
Mar 1:12-13 | Pencobaan selama empat puluh hari |
[2] PULANG DAN PERGI KE GALILEA Mar 1:14-7:23
Mar 1:14-20 | Pengikut-pengikut Yesus yang pertama |
Mar 1:21-45 | Mukjizat-mukjizat kesembuhan |
Mar 2:1-3:6 | Lima peristiwa pertentangan |
Mar 3:7-35 | Guru dan murid-murid-Nya |
Mar 4:1-34 | Selalu dengan perumpamaan |
Mar 4:35-41 | Siapa gerangan orang ini? |
Mar 5:1-43 | Roh-roh jahat, penyakit dan kematian |
Mar 6:1-6 | Akibat ketidakpercayaan |
Mar 6:7-13 | Kuasa yang menyertai ketaatan |
Mar 6:14-29 | Herodes membunuh Yohanes Pembaptis |
Mar 6:30-44 | Lima roti, dua ikan, lima ribu orang |
Mar 6:45-56 | Berjalan di atas air: mukjizat yang mendahului banyak mukjizat lain |
Mar 7:1-23 | Yang di luar dan yang di dalam |
[3] YESUS DI DAERAH UTARA Mar 7:24-9:50
Mar 7:24-30 | Ke pantai: Tirus dan Sidon |
Mar 7:31-37 | Kesepuluh Kota |
Mar 8:1-13 | Tujuh roti, beberapa ikan dan empat ribu orang |
Mar 8:14-21 | Murid-murid yang bebal |
Mar 8:22-26 | Di Betsaida lagi |
Mar 8:27-9:1 | Lebih ke utara: Kaisarea Filipi |
Mar 9:2-13 | "Kami melihat kemuliaan-Nya": pemuliaan |
Mar 9:14-29 | Tanpa doa berarti tanpa kuasa |
Mar 9:30-50 | Yang besar dan yang kecil |
[4] PERJALANAN KE SELATAN Mar 10:1-13:37
Mar 10:1-16 | Pernikahan, perceraian, anak-anak |
Mar 10:17-31 | Bahaya kemakmuran |
Mar 10:32-45 | Apa artinya menjadi seperti Yesus |
Mar 10:46-52 | Bartimeus Buta di Yerikho |
Mar 11:1-19 | Yesus di Yerusalem: Bait Allah dipersiapkan untuk upacara kurban |
Mar 11:20-26 | Kutuk terhadap pohon yang tidak berbuah |
Mar 11:27-12:44 | Permusuhan: Imam-imam kepala, Ahli Taurat, Tua-tua, orang Farisi, orang Herodian, orang Saduki |
Mar 13:1-37 | Nubuat: sekilas tentang tujuan akhir |
[5] PUSAT SEJARAH Mar 14:1-16:8
Mar 14:1-11 | Di Betania: Domba kurban diurapi |
Mar 14:12-25 | Perjamuan Tuhan |
Mar 14:26-42 | Taman Getsemani: sekilas tentang penderitaan |
Mar 14:43-15:15 | Ditangkap dan diadili |
Mar 15:16-47 | 'Disalibkan, mati dan dikuburkan' |
Mar 16:1-8 | 'Bangkit kembali dari antara orang mati' |
[6] PENUTUP 16:9-20
Mar 16:9-20 | Misi ke seluruh dunia diamanatkan dan dimulai |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi